Yogyakarta, 28 Januari 2021—Pada Selasa (26/Jan) Perpustakaan Fisipol UGM secara resmi meluncurkan aplikasi Kubuku dalam Digital Library (DIGILIB) Fisipol UGM. Peluncuran aplikasi secara daring ini dilakukan bersamaan dengan diskusi dan bedah buku UNI EROPA Institusi, Politik, dan Kebijakan yang bekerja sama dengan Komunitas Indonesia untuk Kajian Eropa (KIKE). Media Fisipol berkesempatan mewawancarai Yuli Hesti Wahyuningsih. S.IP. selaku Koordinator Perpustakaan Fisipol mengenai aplikasi yang tersedia di DIGILIB.
Diskusi kemudian dilanjutkan oleh ketiga pembicara lain yang mengomentari bagian-bagian berbeda dari buku yang terdiri dari empat belas bab ini. Hafid memberi komentar mengenai bab pertama yaitu sejarah perkembangan Uni Eropa dan bab kedua mengenai institusi-institusi dalam Uni Eropa. Berbeda dengan Hafid, Ningrum membahas mengenai politik dan proses politik di Uni Eropa. Ada empat poin yang dibahas oleh Ningrum yaitu koordinasi dan koheransi, Eropanisasi, demokrasi dan representasi, serta kelompok kepentingan dan lobi politik di Uni Eropa.
Yogyakarta, 22 Januari 2021—Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons atau Traktat Pelarangan Senjata Nuklir resmi diberlakukan. Traktat ini menjadi sebuah norma global dalam usaha pencegahan penggunaan senjata nuklir. Sayangnya, Indonesia sendiri hingga saat ini belum meratifikasi traktat yang biasa disebut TPNW ini. Padahal posisi politik dari TPNW diharapkan dapat menguat apabila mendapatkan ratifikasi dari Indonesia. Isu inilah yang kemudian diangkat dalam Webinar Institute of International Studies UGM bertajuk “Traktat Pelarangan Senjata Nuklir Resmi Berlaku: Apa Yang Indonesia Perlu Perhatikan?”. Melalui ketiga pembicara yang dihadirkan, webinar ini mengulik dampak dari berlakunya TPNW terhadap dinamika politik internasional serta cara dan kondisi Indonesia untuk dapat menyelaraskan kebijakan luar negerinya dengan adanya traktat tersebut.
Yogyakarta, 21 Januari 2021—Manajemen Kebijakan Publik (MKP) Book Club bekerjasama dengan GAMAPI Fisipol UGM kembali mengadakan “Pojok Buku MKP” pada Kamis (21-01). Pojok Buku MKP kali ini mendiskusikan buku berjudul Educated (2018) yang dikarang oleh Tara Westover. Pembahas diskusi buku adalah Indri Dwi Apriliyanti, MBA., Ph.D., doesn Departemen MKP dan Annisa Rahmania Jernih, mahasiswa MKP. Diskusi dibuka oleh sambutan dari salah satu dosen MKP yaitu Ario Wicaksono. Dalam sambutannya Ario berharap kedepannya akan ada kolaborasi dan diskusi bacaan-bacaan menarik lain seperti ini.
Sosiologi sendiri awalnya menyerahkan proses pembelajaran daring ke tim pengajar, sementara prodi tidak memberikan kontrol sama sekali karena belum memiliki kesiapan dan pengalaman dalam mengelola pembelajaran daring. Namun, begitu memasuki semester berikutnya, dengan perencanaan yang lebih matang, program studi S1 Sosiologi memfasilitasi banyak hal: mulai dari SOP, hearing, dan evaluasi lanjutan. Hal yang serupa juga disampaikan oleh perwakilan departemen lainnya. Namun, yang membedakan antara satu prodi dengan prodi lainnya adalah karakter pendekatannya.
Masing-masing bab atau esai dalam monograf ini diwakilkan oleh satu kontributor, secara berurutan: Ahmad Rizky M. Umar, Fauzia Gustarina Cempaka Timur, Filasafia Marsya Ma’rifat, Novriest Umbu Walangara Nau, Saidatul Nadia Abd Aziz, Andhini Citra Pertiwi, dan Tunggul Wicaksono. Pada awal acara, tiap kontributor yang hadir diberikan kesempatan oleh sang moderator—yang juga adalah perwakilan kontributor untuk esai ketujuh, Tunggul Wicaksono—untuk menceritakan secara singkat tetapi tetap mendalam mengenai esai yang mereka tulis, baik dari latar belakang penulisan esai tersebut, hingga metode dan temuan yang dihasilkan.
Yogyakarta, 15 Januari 2021—Center for Digital Society (CfDS) Fisipol UGM kembali menyelengggaralan digitalk ke 45 dengan menghadirkan pembicara dari Bukit Vista. Pada diskusi kali ini, CfDS mengangkat tema mengenai upaya meningkatkan bakat dengan inovasi teknologi manajemen. Diskusi ini cukup menarik karena pembicara dari Bukit Vista Sendiri adalah CEO, Jing Cho Yang dan HRD Bukit Vista yaitu Kharisma G. Arafani. Diskusi ini dimoderatori oleh Paska Darmawan dan diselenggarakan secara daring melalui channel youtube CfDS UGM. Untuk mengikuti acara ini, peserta harus registrasi terlebih dahulu melalui link pendaftaran yang telah dibagikan beberapa hari sebelumnya.
Pengalaman-pengalaman yang dibagikan oleh para peraih medali di PIMNAS pun menambah komprehensif wawasan yang didapat peserta acara. Apalagi, pengalaman-pengalaman ini merupakan hal-hal yang benar-benar dialami oleh para peraih medali, sehingga sangat sesuai dengan kondisi nyata di lapangan—situasi yang dihadapi oleh para calon peserta PKM. Contohnya terkait dengan penentuan ide, Intan membagikan kisahnya mengenai proses pemilihan ide PKM-PSH yang ia gagas, seperti mempertimbangkan ketertarikan personal dan menambahkan unsur-unsur kreativitas atau berbeda dari biasanya dalam melihat isu yang ia angkat.
“Belajar langsung dari mitra industri tentu sangat melengkapi ilmu-ilmu yang telah saya dapatkan di bangku perkuliahan. Keduanya sangat mungkin beriringan tanpa harus mengabaikan satu sama lain,” ucap salah satu peserta kelas Kewirausahaan Sosial yang berkesempatan menyampaikan pesan dan kesannya melalui video yang ia buat dalam acara Malam Penghargaan dan Upacara Penutup ini.
Selaku dosen pengampu sekaligus dewan penasihat kelas Kewirausahaan Sosial UGM, Bayu Dardias mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi seluruh mitra dan pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kelas. Bayu juga menyebutkan satu persatu dosen pengampu dari tiap-tiap mitra dalam ucapan terima kasihnya. Tidak hanya Bayu, perwakilan dari mitra penyelenggara kelas Kewirausahaan Sosial—Telkom Indonesia, turut menyampaikan pesan dan kesannya. Inisiator dari kelas Kewirausahaan Sosial—Pratikno, Menteri Sekretaris Negara, pun ikut memberikan ucapan terima kasih serta menggambarkan sedikit tujuan dari penyelenggaraan kelas Kewirausahaan Sosial.