AWS, Inovasi di Bidang Big Data Guna Menyejahterakan Masyarakat

Yogyakarta, 8 November 2019—“Beberapa unicorn di Indonesia telah mempercayai kami untuk membantu mereka dalam menyimpan data base mereka,” jelas Gunawan Susanto kepada audiens. Pada Jumat lalu, di Laboratorium Big Data Fisipol UGM, ia memberi penjelasan soal AWS, sebuah inovasi teknologi di bidang big data garapan Amazon.

AWS sendiri merupakan singkatan dari Amazon Web Services. Ia merupakan penyedia layanan cloud yang menawarkan tenaga komputasi, ruang penyimpanan database, hingga content delivery network guna membantu banyak bisnis berkembang dan menjalankan aplikasi dengan baik. Di perusahaan tersebut, Gunawan menjabat sebagai Country General Manager. Ia bertanggung jawab merancang rencana pemasaran dan strategi perusahaan AWS untuk melayani pasar Indonesia menuju ekonomi digital.

Kepada audiens, Gunawan menyampaikan materinya dengan jelas dalam bahasa Inggris. Hal itu disebabkan karena dalam pertemuan tersebut, hadir pula beberapa mahasiswa Fisipol yang berasal dari luar negeri. Namun, itu tak jadi soal. Diskusi berlangsung secara intens, dan audiens tak kewalahan memahami hal yang disampaikan Gunawan sama sekali.

“Penyimpanan storage yang aman dan efektif bertujuan untuk memberi analisis kesimpulan kepada klien tentang data yang mereka miliki. Selain bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja perusahaan, hal tersebut juga berguna untuk memberi rekomendasi pada mereka (klien) guna memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” tutur Gunawan dalam kalimat yang panjang.

Bagi Gunawan, penyimpanan data adalah komponen penting di tengah kehidupan yang semakin modern. Geliat ekonomi di Indonesia yang semakin didukung oleh digitalisasi mengharuskan banyak perusahaan mempunyai sarana penyimpanan yang aman dan efektif. Sementara AWS berusaha sebaik mungkin untuk memenuhi dua kebutuhan itu: keamanan dan efektivitas.

Penjelasan Gunawan tak bisa serta merta dianggap sebagai bentuk promosi layanan milik perusahaannya. Di Indonesia, tutur Gunawan, beberapa perusahaan besar seperti Gojek, Traveloka, dan Moka POS telah menjadi klien AWS dalam beberapa tahun terakhir. Ketiga perusahaan tersebut, kita tahu, punya posisi penting di tengah kehidupan masyarakat Indonesia. Dari fakta tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa AWS dapat dikatakan sebagai penyedia layanan penyimpanan data base yang mumpuni dan dapat dipercaya.

“Kita tak punya kemampuan untuk melihat sesuatu yang akan terjadi di masa depan, khususnya soal ini (data). Tapi, lewat teknologi semacam ini (AWS), paling tidak kita bisa menciptakan ruang bagi customer untuk mengolah dan memastikan data mereka aman,” jelas Gunawan. Di tengah kemajuan teknologi yang membuat segalanya tampak bias sekaligus tanpa batas, keamanan memang bisa dibilang sebuah kemewahan.

Berkaitan dengan keamanan ini, Gunawan memastikan bahwa segalanya bisa dikatakan beres. Meskipun sebagai penyedia layanan, AWS meyimpan data base milik banyak perusahaan, AWS tak punya akses sama sekali terhadap data-data tersebut. “Penyimpanan data yang kami tawarkan ini seperti kami membuat sebuah bangunan. Dalam sebuah bangunan, tentu terdapat ruang-ruang. Data base milik perusahaan terletak dalam ruang-ruang itu, dan hanya mereka (perusahaan) pulalah satu-satunya yang mempunyai kunci pintu dan mampu memasukinya,” jelas Gunawan.

Meskipun layanan semacam AWS ini tergolong penting, Gunawan menerangkan, membuatnya jadi bagian tak terpisahkan dari kegiatan bisnis dan industri secara sistematis tak semudah membalikkan telapak tangan. “Butuh waktu kurang-lebih 3 tahun untuk mensistemkan AWS ini,” ungkapnya. (/Snr)