Belajar Membuat Podcast dengan Mudah dalam Digital Discussion #22 CfDS

Yogyakarta, 4 Juni 2020—Center for Digital Society (CfDS) mengangkat topik mengenai produksi podcast dalam Digital Discussion kali ini. Bertajuk “Cara Mudah Produksi Podcast!” Digital Discussion ke-22 ini menghadirkan Hilman Haris Wicaksono dari Podcast Sabtu Minggu dan Obrolan Kostan sebagai pemantik diskusi.

Setengah jam sebelum diskusi dimulai, Moderator, Made Agus Bayu Sudharma selaku event assistant CfDS, mengingatkan bahwa diskusi akan segera dimulai. Tepat pukul 19.00, moderator memulai diskusi dengan memperkenalkan diri dan menyampaikan aturan diskusi. Setelah memberikan kesempatan bagi pemantik untuk memperkenalkan diri, moderator bertanya mengenai alasan peserta diskusi, sebagai konsumen podcast, tertarik untuk mendengarkan podcast sampai selesai. Pertanyaan ini juga lah yang menjadi pemantik awal diskusi yang disampaikan oleh Hilman.

Hilman menjelaskan bahwa ia percaya konten yang orisinal pasti mempunyai pendengarnya sendiri. Oleh sebab itu, konsistensi dan pemilihan topik utama dari suatu podcast bisa menjadi kunci ketertarikan pendengar. Hilman kemudian memulai penyampaian materi inti dengan memaparkan latar belakang dari dirinya terlebih dulu, yang kemudian dilanjut dengan pengertian dari podcast.

Podcast secara harfiah adalah akronim dari iPod broadcast. Namun, dalam bahasa Indonesia, podcast memiliki padanan kata ‘siniar’. Podcast dapat diartikan sebagai sebuah digital content berbasis audio dengan bentuk yang beragam, bisa seperti interview, monolog, audiobook, bahkan live event. Untuk memulai memproduksi podcast secara sederhana, yang dibutuhkan hanya alat rekam dan aplikasi post-production. Alat rekamnya pun bisa sesederhana menggunakan ponsel. Namun, jika memang ada dana untuk membeli alat tambahan, dapat menggunakan zoom H4N atau sony recorder. Hilman menjelaskan, untuk keperluan profesional seperti branded content atau iklan dari klien, tentu perlu alat tambahan seperti microphone extend dan mixer yang berguna untuk menghasilkan audio yang lebih baik.

“Dengan menggunakan ponsel, seseorang sudah dapat memproduksi podcast, sebab dasar dari podcast adalah proses rekaman dan seluruh ponsel pintar pasti sudah memiliki alat rekam,” jelas Hilman. Tentu saja ada tata cara khusus yang harus dilakukan jika melakukan rekaman menggunakan ponsel. Tata cara yang paling utama adalah menghindari melakukan rekaman di luar ruangan atau di keramaian karena akan banyak suara yang mengganggu yang ikut terekam, sehingga proses rekaman lebih baik dilakukan secara sendirian atau di tempat yang kosong. Selain itu, untuk mengurangi noise ketika melakukan rekaman menggunakan ponsel, dapat dengan membungkus ponsel menggunakan tambahan kain atau peredam sederhana.

Setelah melakukan rekaman, langkah selanjutnya dalam membuat podcast adalah editing yang juga dapat dilakukan melalui ponsel. Tujuan dari proses editing konten podcast ini pada dasarnya hanya tiga, yaitu untuk menambah bumper, memotong atau buang bagian yang tidak diinginkan, dan membersihkan noise yang ikut terekam. Kabar baiknya, tiga proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi atau platform Anchor.fm. Jika diibaratkan, Anchor.fm ini seperti Canva dalam dunia desain. Dapat dikatakan bahwa Anchor.fm dari segi fitur masih sederhana jika dibandingkan dengan dengan Adobe Audition atau GarageBand, tetapi tetap cocok untuk sekadar digunakan dalam mengedit konten podcast.

Hilman kemudian menyampaikan cara dan syarat mengunggah podcast ke platform musik seperti Spotify, cara agar podcast mudah ditemukan dan menarik atensi pendengar, juga pandangannya mengenai masa depan podcast di Indonesia. Para peserta pun menunjukkan antusiasme yang tinggi sehingga sesi tanya jawab diadakan sebanyak dua kali, di tengah penyampaian materi dan setelah materi berakhir, dengan beragam pertanyaan. Bahkan, moderator juga membuka sesi sharing pengalaman seputar pembuatan podcast yang sudah dialami oleh para peserta diskusi.

Diskusi ditutup sekitar pukul 21.30 WIB. Para peserta yang masih memiliki pertanyaan diperkenankan untuk menghubungi akun Instagram Hilman atau CfDS. Sebagai penutup, moderator memberikan pranala formulir kritik dan saran untuk CfDS yang dapat diisi oleh para peserta. (/hfz)