Class in Session: Mengenal dan Memulai Podcast

Yogyakarta, 16 April 2020—Belakangan ini, podcast bukan lagi sesuatu yang asing bagi kaum milenial Indonesia. Media audio yang mirip dengan radio ini nampaknya mulai digemari oleh kaum muda. Banyak influencers papan atas yang menjadikan podcast sebagai konten untuk sekadar berbagi obrolan santai atau bahkan sumber penghasilan. Meskipun sudah populer di kalangan milenial, nampaknya masih banyak dari kita yang belum mengetahui bagaimana membuat podcast yang baik. Oleh karena itu, Pusat kajian Career Development Center atau CDC Fisipol UGM mengadakan acara webinar bertajuk “How to Start a Podcast” pada Kamis, 16 April 2020 melalui platform Cisco Webex. Webinar ini dimulai pada pukul 13.00 WIB dengan pembicara Wisnu Prasetya Utomo, S. IP, M.A selaku dosen Departemen Ilmu Komunikasi UGM dan dimoderatori Alfira Nuarifia H selaku staff event CDC.

Sebelum masuk ke inti diskusi, Mas Wisnu terlebih dahulu memperkenalkan apa itu podcast. Berdasarkan Oxford English Dictionary, disebutkan bahwa podcast adalah “a digital audio file made available on the Internet for downloading to a computer or mobile device, typically available as a series, new installments of which can be received by subscribers automatically.” Menurut Mas Wisnu, podcast itu seperti radio. “Kita bisa mendengarkan kapanpun dengan topik yang bermacam-macam, dari serial sampai isu politik,” sebutnya.

Selanjutnya, dalam presentasi yang ia tampilkan, Mas Wisnu menunjukkan data-data grafik dan diagram mengenai tren podcast di Indonesia dan global. Berdasarkan grafik penelitian tahun 2005-2019, sebanyak 49,514 podcast dikategorikan sebagai berita dengan proporsi terbanyak pada negera Perancis, yaitu 34%. Persentase terbanyak berbagai jenis podcast berita populer dari total keseluruhan dari UK, US, Australia, Sweden, dan France sebagai negara dominan penghasil podcast yaitu berbentuk talk/interview sebanyak 44%. Mayoritas dari mereka yang berusia 35 tahun atau lebih mendengarkan podcast pada saat di rumah dengan perangkat smartphone. Di Indonesia sendiri ditunjukkan bahwa podcast sedikit lebih banyak dikonsumsi oleh kaum pria dibandingkan perempuan dengan 80,57% di Pulau Jawa sebagai lokasi yang mendominasi. Sebanyak 42,12% yang mendominasi penggunaan podcast adalah mereka yang berusia 20-25 tahun.

Kebanyakan dari mereka minat pada podcast creator yang berposisi sebagai enterpreneurs atau pebisnis. Durasi ideal yang digemari pengguna podcast di Indonesia yaitu 10-20 menit dan rata-rata mendengarkan pada malam hari di atas pukul 21.00 WIB. Tiga platform terbanyak yang mereka gunakan untuk mendengarkan podcast adalah Spotify, Soundcloud, dan Google Podcast. Disebutkan juga berdasarkan genre 20 channel teratas spotify Indonesia periode Februari 2020, topik teratas yang menjadi favorit konsumen podcast adalah komedi, cerita misteri, sosial budaya, olahraga, serta seni dan hiburan.

Setelah menunjukkan data-data mengenai tren podcast, Mas Wisnu memaparkan inti materi diskusi, yaitu bagaimana cara memulai podcast. Menurutnya, podcast dimulai dengan menentukan tema, mempelajari podcast dengan tema-tema serupa, menentukan durasi waktu, dan merencanakan rutinitas update. Semakin spesifik tema, maka akan semakin baik. Lalu, kita juga perlu mendengarkan podcast dengan tema yang serupa sebagai referensi dan evaluasi terhadap kekurangannya. Podcast yang baik juga berisi substansi yang jelas dan tidak banyak membicarakan hal-hal yang tidak begitu penting.

“Durasi waktu juga penting karena sering kali saya mendengarkan banyak podcast yang bertele-tele tapi sebenarnya tidak ada intinya dan lebih banyak obrolan ngarol ngidul. Ya sebenarnya nggakpapa sih tapi dalam konteks kalau teman-teman mencari pendengar, bertele-tele yang tidak terkait dengan substansi apa yang dibicarakan itu tidak bagus dan tidak akan efektif menjangkau pendengar,” pungkasnya, “Kemudian, rutinitas update ini penting karena ketika teman-teman sudah punya podcast tetapi update-nya tidak rutin maka bisa berpotensi kehilangan pendengar,” tambahnya. Selain itu, Mas Wisnu juga menganjurkan kita untuk perlu menentukan target audiens, baik dari segi usia, tempat atau pekerjaan karena hal tersebut juga akan menentukan gaya komunikasi dan konten.

Lalu, kita juga perlu menyusun konsep sebelum membuat podcast. Kita harus menentukan apakah podcast-nya bersifat monolog atau dialog/wawancara, apakah serial atau bukan, kemudian mencari nama yang ‘seksi’ sebagai branding sebuah podcast tentang apa yang ingin ditonjolkan dan memberi cover art yang unik. Selain itu juga ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, seperti mic recorder/handphone, script naskah, serta ruang dan waktu yang tenang untuk mengurangi noise ketika proses produksi.

Script ini penting, apapun konsepnya tetap harus ada script-nya yang akan membicarakan poin-poin yang akan disampaikan karena jika tidak, teman-teman akan bertele-tele pembicaraanya dan itu (merupakan) karakter banyak podcast di Indonesia, akhirnya (pendengar) gak nyaman apalagi jika banyak jokes internal yang hanya dipahami host podcast,” ungkapnya. Setelah pemaparan materi dirasa cukup, moderator mempersilakan audiens untuk bertanya. Akhirnya, diskusi berakhir lebih kurang pada pukul 14.00 WIB. (/Wfr)