Dari COVID-19 Hingga Deteksi Mental Health, Difussion Bahas AI untuk Kebermanfaatan

Yogyakarta, 20 Maret 2020– Bicara mengenai teknologi, penggunaan Artificial Intelligence (AI) telah membawa kebermanfaatan pada kehidupan kita saat ini. Hal ini pun dibahas oleh Center for Digital Society (CfDS) dalam Digital Future Discussion (Difussion) yang ke-20 bertajuk “Artificial Intellegence for Good” yang dibawakan secara daring pada Jumat silam melalui Youtube Live yang menghadirkan dua pembicara.

Vidiskiu Fortino selaku reseach associate CfDS, memaparkan bagaimana AI digunakan untuk mendeteksi gangguan kesehatan mental melalui facial recognition. “Pada dasarnya, AI adalah tools yang bisa memprediksi suatu hal melalui teknologi advance untuk store information,” ujar Vidi.

Riset yang dilakukan Vidi  berangkat dari data WHO bahwa terdapat 10 juta kasus depresi dan 8 juta kasus kecemasan di dunia. Di Indonesia sendiri, terdapat 1,7 juta orang yang memiliki mental health disorder. Melalui penggabungan ilmu psikolgi dan ilmu komputer, penggunaan Lime Explainer Machine Learning bisa menjelaskan bahwa metode Convolutional Neural Network (CNN) dapat digunakan untuk meniru kerja mata, warna, hingga posisi mata manusia. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan personal data lalu meng-gather data hingga menjadi data kolektif.

Selanjutnya, Mardhani Riasetiawan selaku Chief Technology Officer (CTO) Widya Analytics dan salah satu pendiri platform “Respon Covid-19”, menjelaskan bagaimana penggunaan AI  untuk memetakan kasus Covid-19 dan langkah apa yang bisa dilakukan pemerintah dalam menangani kasus tersebut.

“AI menyusun komponen-komponen seperti Internet of Things (IoT), big data, machine learning, deep learning, dan komponen lainnya untuk melakukan analisis data  level advance yang memberikan rekomendasi mendekati pola atau mekanisme expert.  Jadi, ketika pakai AI, kita akan mendapat opsi terbaik yang bisa dihasilkan untuk merumuskan keputusan,” ujar Mardhani. Alasan Mardhani membangun platform Respon Covid-19 pun bukan tanpa alasan. Mardhani dan timnya ingin melakukan sesuatu yang bisa membantu masyarakat dan stakeholder untuk lebih rasional dan mengambil langkah yang tepat.

“Data selalu punya good things untuk dibaca agar lebih rasional. Saat ini data berseliweran tapi tidak bisa meng-capture situasi yang ada, maka “Respon Covid-19“ hadir untuk membuat analitic yang membuat orang lebih mudah melihat situasi sekarang. Jadi big data digunakan untuk gather data di seluruh permukaan mulai dari data pemerintah, Kemenkes, media, dan lainnya secara jujur dan netral,“ ujar Mardhani.

Platform tersebut pun telah digunakan juga di Myanmar untuk mitigasi Covid -19. Di Indonesia sendiri ada 200 relawan yang bertugas di setiap provinsi untuk mengumpulkan data, mem-verifikasi data sehingga data labelling menjadi masif.  Platform Respon Covid-19 pun juga terbuka untuk para relawan yang ingin bergabung  melalui akses laman http://covid19.gamabox.id/ (/Afn)