Deklarasikan Healthy Campus, Fisipol Berkomitmen Ciptakan Lingkungan Produktif 

Yogyakarta, 12 Juli 2019—Dalam rangka membangun kampus yang lebih sehat dan produktif, Fisipol menyelenggarakan Workshop Inisiasi “Healthy Campus” yang diselenggarakan di Auditorium Mandiri Lt. 4 Gedung BB bersama perwakilan departemen, unit, staf, dan mahasiswa Fisipol pada Jumat silam. Acara Workshop ini juga bekerja sama dengan FKKMK UGM yang turut menjadi pengisi acara Inisiasi Healthy Campus Fisipol UGM.

Workshop dibuka oleh Dekan Fisipol UGM, Erwan Agus Purwanto yang memberikan sambutan sekaligus pesan mengenai pentingnya memulai lingkungan sehat dari jiwa per individu hingga lingkungan sehari-hari. Sesi workshop selanjutnya diisi dengan pemaparan Health Promotion University yang dibawakan oleh Yayi Suryo Prabandari dari FKKMK UGM.

Yayi Suryo Prabandari dari FKKMK UGM memulai sesi workshop dengan menjelaskan konsep kesehatan diri. Baginya, kesehatan bukanlah hal yang patut disepelekan karena sifatnya berkepanjangan dan meliputi segala aspek kehidupan. Hal yang perlu diingat seputar kesehatan bukanlah kesehatan fisik semata tapi juga mental, “Banyaknya data dosen yang meninggal dunia sebelum pensiun merupakan bukti adanya penurunan kualitas kesehatan, padahal kampus adalah  panutan masyarakat sehingga kampus seharusnya memberi contoh dalam memulai kehidupan sehat,” ujar  Yayi.

Fakta menurunnya kualitas kesehatan juga ditemukan di masyarakat bahwa saat ini terjadi pergeseran penyakit di Puskesmas Kota Yogyakarta, penyakit hipertensi menjadi urutan pertama yang diikuti stroke dimana sebelumnya infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA masih menjadi urutan pertama.

Selanjutnya Dina Wahida, Psikolog Cereer Development Center (CDC) Fisipol UGM juga mempresentasikan hasil screening psikologi pada 507 mahasiswa Fisipol angkatan 2018  yang dilakukan pada masa penerimaan mahasiswa baru silam. Melalui data tersebut, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Fisipol memiliki motivaasi berprestasi yang tinggi, potensi kepemimpinan yang tinggi dan kecenderungan untuk depresi yang rendah. Namun hasil juga menunjukan bahwa stabilitas emosi masih mahasiswa rendah, kecenderungan mengalami kecemasan masih sangat tinggi, serta inisiatif, kemampuan berkomunikasi, dan sikap dalam sistematika kerja masih perlu ditingkatkan.

Supriyati dari FKKMK, melanjutkan workshop mengenai inisiasi kampus sehat, ia turut menekankan urgensi kondisi kesehatan di UGM karena seringkali ditemukan banyak kegagalan di aspek kesehatan salah satunya pada seleksi karir. “Lulusan UGM memang menang dalam aspek intelektual, sayangnya seringkali gagal pada tes tahap akhir kesehatan,” ujar Supriyati.

Pencapaian UGM sendiri dalam membangun kampus sehat adalah didirikannya Gadjah Mada Medical Centre (GMC), lingkungan bebas rokok pada 2008 melalui SK Rektor serta Safety Health and Environment (SHE).  “Meskipun sudah banyak langkah yang ditepuh universitas, banyak yang belum mengetahui perihal aturan kesehatan serta implementasi di fakultas yang beragam,” ujar Supriyati.

Selain itu, Health Promotion University juga menjadi perhatian ASEAN University Network (AUN)  yang beberapa waktu lalu mengadakan kerjasama bersama Fisipol. AUN juga telah membuat Panduan Healthy University sejak empat tahun lalu mengenai kesehatan yang menghasilkan hidup produktif dan positif.

Pada penutupan workshop, Fisipol melakukan deklarasi kampus sehat yang diikuti oleh seluruh peserta serta penandatanganan oleh seluruh peserta sebagai bentuk diresmikannya Fisipol sebagai kampus sehat. Fisipol berharap bahwa Inisiasi Fisipol Healthy Campus dapat menjadi permulaan untuk menjadi kampus yang lebih sehat lagi, baik dari segi fisik maupun mental. Semoga komitmen ini dapat meningkatkan kualitas seluruh civitas akademika, dan membawa Fisipol menuju masa depan yang lebih baik lagi. (/Afn)