
Yogyakarta, 7 Mei 2025 – Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fisipol UGM berkolaborasi dengan Universitas Teknologi Yogyakarta mengadakan seminar nasional yang bertajuk “Gerakan Sosial Kepemudaan Melalui Kependidikan Untuk Mencegah Bahaya Narkoba”. Acara ini menghadirkan Ema Susianti, S.H., M.P.A selaku Ketua Tim Kerja Pemberdayaan Keluarga Kemenduk Bangga Perwakilan Yogyakarta, Andi Fairan, S.IK, M.S.M., Kepala BNNP DIY; Maygsi Aldian Suwandi, S.Sos., M.A., akademisi Fisipol UGM.
Andi melihat pemberantasan narkoba sebagai bagian tak terpisahkan dari upaya mencapai cita-cita negara untuk maju. Namun, fakta lapangan menunjukkan bahwa penyebaran dan penggunaan narkoba sampai saat ini masih menjadi masalah serius. Ia mengungkapkan bahwa Yogyakarta juga tidak terlepas dari ancaman narkoba. “Fakta permasalahan narkoba di DIY karena ada faktor kota pelajar, wisata, dan Bandara YIA juga,” ungkapnya.
Andi melihat bahwa pemuda memiliki risiko yang tinggi terhadap risiko penyalahgunaan narkoba. Ia mengungkapkan bahwa banyak dari penyalahguna narkoba di usia muda dengan motif coba-coba. Ia mengamati bahwa motif ini cenderung muncul di kalangan muda yang tinggi rasa penasarannya. “Banyak dari penyalahguna narkoba itu mendapatkan narkoba dari teman-teman lingkungannya,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Andi juga menyebutkan bahwa kompleksitas kondisi dan permasalahan yang dihadapi oleh generasi saat ini juga meningkatkan risiko penyalahgunaan narkoba sebagai pelarian. “Rumitnya kondisi generasi muda saat ini membuat narkoba menjadi salah satu Pelarian,” tuturnya.
Menanggapi polemik ini, Ema menekankan pentingnya peran keluarga dalam menjawab masalah ini. Diperlukan keluarga yang harmonis dan saling suportif untuk memberikan ruang terutama bagi generasi muda untuk mengaktualisasikan dirinya secara positif. Dengan begitu, generasi muda bisa menjauhkan dirinya dari risiko kegiatan yang negatif termasuk menyalahgunakan narkoba. “Keluarga termasuk lingkungan sekitar perlu membangun kondisi yang harmonis dan jikalau teman-teman memiliki masalah ceritakanlah kepada orang tua,” catatnya.
Maygsi memberikan perspektif lain dalam melihat pemuda. Ia menggarisbawahi bahwa generasi muda melalui gerakan sosial menjadi turut menjadi bagian penting yang mengambil peran dalam penanganan penyalahgunaan narkoba. Ia mencatat bahwa melalui gerakan sosial pemuda inilah mereka dapat berperan baik untuk promosi pencegahan bahkan pemulihan dan rehabilitasi. “Pemuda dapat membuat gerakan sosial yang berdampak luas khususnya melalui media sosial, mungkin ini sering kali dianggap memberontak, tetapi kalau bagi saya sebenarnya generasi muda itu revolusioner,” ujarnya.
Terakhir, Maygsi menekankan pentingnya pendekatan multisektor dengan kesadaran bahwa ini merupakan permasalahan bersama sehingga mampu membentuk ekosistem gerakan sosial yang baik. Gerakan kepemudaan kemudian tanpa kekurangan karena sering kali gerakan sosial pemuda ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan, pemberian ruang, dan ketersediaan sumber daya. “Pendekatan multisektor sangat penting untuk menjawab permasalahan ini, sering kali gerakan pemuda memiliki keterbatasan khususnya di aspek finansial, hal ini bisa diisi oleh sektor-sektor lain,” tutupnya.