Digital Discussion #13: Tips Menulis Konten di Media Sosial

Yogyakarta, 16 April 2020—Pusat kajian Center for Digital Society atau CfDS Fisipol UGM kini kembali mengadakan diskusi daring dengan serial Digital Discussion #14 yang bertajuk “Tips Menulis Konten di Media Sosial” pada kamis lalu. Diskusi ini diperbincangkan dalam platform Whatsapp Group dengan partisipan 111 orang yang berasal dari berbagai jurusan. Digital Discussion oleh CfDS kali ini mengundang pemantik Wardahtuljannah sebagai Social Media Associate CfDS, @missfioree yang kemudian disapa Mbak Wardah dan dimoderatori oleh Aldo Rafi Presnauli Siregar selaku Partnership Assistant CfDS yang memandu jalannya diskusi.

Acara Digital Discussion #17 dimulai pukul 19.00 WIB dengan terlebih dahulu moderator menyampaikan aturan grup dan memperkenalkan pembicara yang akan memantik diskusi. Untuk sedikit menghidupkan suasana di ruang Whatsapp Group, interaksi diawali dengan moderator melakukan tanya jawab sederhana mengenai topik bahasan kepada audiens setelah sebelumnya mempersilakan pembicara memperkenalkan diri. “Sebelumnya nih menurut Smart People, kira-kira seberapa penting membuat konten yang baik serta berkualitas di media sosial?” tanya Mas Aldo.  Dari beberapa peserta yang merespon, hampir keseluruhan menanggapi dengan pendapat mereka bahwa membuat konten yang baik serta berkualitas di media sosial sangatlah penting.

“… keberadaan konten sangatlah penting. Baik untuk akun media sosial institusi, organiasi, brand, atau personal. Tanpa konten, media sosial kita bisa jadi tidak akan pernah dilirik. Jadi, kita harus menyajikan konten supaya pengguna lain nggak mau berhenti melihat akun kita,” ungkap Wardah menyepakati jawaban peserta diskusi. Setelah itu, Wardah memaparkan materi dengan terlebih dahulu memberikan tips untuk merencanakan dan membuat konten yang baik di media sosial. “Kunci konten yang baik adalah konten yang direncanakan,” begitu ujarnya. Wardah menyebutkan bahwa untuk membuat perencanaan, ada tiga hal yang harus kita perhatikan. Hal tersebut diantaranya adalah menentukan bahasan media sosial, menentukan tujuan media sosial, dan mengenali media sosial yang kita pakai. “Setiap media sosial punya karakteristik yang berbeda. Konten yang disebarkan di Instagram, bisa jadi nggak laku di Twitter, dan sebaliknya. Jadi, penting bagi kita untuk mempelajari media sosial yang kita gunakan dan mengoptimasi penggunaannya. Dengan mengenali media sosial yang mau kita pakai, kita akan bisa optimalisasi algoritmanya,” ungkap Wardah.

Selanjutnya, pemantik memaparkan beberapa alasan orang-orang menyukai sebuah konten. Menurutnya, konten yang memiliki engagement tinggi adalah konten yang relatable. Relatable tersebut yang menjadi alasan orang menyukai sebuah konten. Pengguna medsos cenderung mencari konten yang sesuai dengan diri mereka sebagai bentuk persetujuan, pengguna yang haus akan hiburan juga cenderung menyukai konten yang menghibur. Selain itu, pengguna medsos juga biasanya memakai medsos untuk berkomunikasi sehingga tidak jarang mereka menyukai konten yang apik ketika melihatnya. Relatable disini berarti tidak semua orang menyukai satu konten yang sama. Dalam artian, ada konten yang kita anggap penting, tapi ternyata punya engagement rendah, dan sebaliknya.

Setelah mengetahui alasan seseorang menyukai konten, Wardah memaparkan bagaimana cara mencari inspirasi dan judul yang menarik dalam membuat konten. Bahwasanya ada dua jenis konten yang bisa kita buat, yaitu konten evergreen, konten-konten yg timeless, dapat dibaca kapan saja, dan konten yang sedang trending. “Yang tricky itu justru konten trending karena trend di media sosial ini sangat mudah berubah. Kalau kita bisa mencari celah bahasan yang cocok dengan akun kita, konten kita bisa ikut trend,” ungkapnya. Menurutnya, ide konten itu ada di mana aja, tinggal kita mengolahnya. Lalu, judul juga punya peran penting dalam urusan konten. Judul bisa membuat konten evergreen kita dibaca banyak orang. “Salah satu hal yang bisa kita lakukan itu membuat judul yang clickbait. Gunakan judul yang bikin orang yang baca penasaran, bingung, atau kesal. Bisa juga menggunakan pertanyaan sebagai judul lho,” ujar Wardah agar konten yang kita buat mendapat banyak perhatian.

Kemudian, konten yang engaging menurut pemantik adalah konten yang konsisten. Disini pemantik memberikan beberapa tips yang bisa diterapkan saat membuat konten. Tips tersebut yaitu melengkapi postingan dengan visual, memberikan konten yang practical tidak hanya berisi informasi agar dapat diaplikasikan oleh pembaca, dan membuat konten yang memicu reaksi emosional agar laris. Lalu, untuk meningkatkan engagement media sosial, kita harus sering berinteraksi agar akun kita tidak tertutup oleh akun-akun lain. “Bertemanlah dengan orang lain, berinteraksi dengan mereka, jawab komentar, ajukan pertanyaan, lakukan segala hal yang perlu dilakukan untuk berjejaring. Dengan menjadi akun aktif, maka akun kita kan punya engagement yang bagus,” ungkapnya.

Setelah pemaparan materi dirasa cukup, moderator membuka dua sesi pertanyaan. Kedua sesi dipenuhi pertanyaan-pertanyaan yang berkualitas dari audiens. Wardah sebagai pemantik menjawab semua pertanyaan dengan runtut dan jelas. Pemantik juga memberikan beberapa contoh akun instagram yang berbobot. Acara ditutup pada lebih kurang pukul 21.00 WIB dan moderator mempersilakan peserta untuk memberikan feedback mengenai acara tersebut pada tautan yang diberikan. (/Wfr)