Digital Marketing Vol. 2 CfDS, Optimasi Website dan Prospek Karier

Yogyakarta, 25 Juni 2020—Center for Digital Society (CfDS) FISIPOL UGM mengadakan sesi kedua kelas Belajar Digital Marketing dalam Digital Discussion. Masih mengangkat topik yang sama dengan sesi pertama—optimasi media dalam digital marketing dan prospek kariernya—kali ini diskusi lebih berfokus pada pembahasan dalam lingkup website. Dipandu oleh Iradat Wirid, project officer event and social media CfDS sebagai moderator, diskusi ini kembali menghadirkan Fauzi Ananta sebagai pembicara. Diskusi kali ini sekaligus menjadi diskusi pertama yang dilakukan oleh CfDS melalui Discord, dengan harapan dapat memberikan kesempatan bertanya yang lebih besar bagi para peserta diskusi.

Dua puluh menit sebelum diskusi dimulai, moderator yang menggunakan akun Discord resmi CfDS mengingatkan peserta untuk bergabung di kanal suara (voice channel) Digital Discussion karena diskus akan segera dimulai. Diskusi pun dimulai tepat pukul 19.00 WIB. Sebagai pembuka, moderator memperkenalkan diri serta memberikan pengantar berisikan penjelasan singkat mengenai sesi kedua kelas Belajar Digital Marketing ini. Tidak lupa, moderator juga menjelaskan peraturan dan teknis tanya jawab diskusi menggunakan platform Discord. Setelah memperkenalkan pembicara, moderator membahas ulang sedikit materi yang disampaikan pada sesi pertama kelas Belajar Digital Marketing sebelumnya.

Penyampaian materi oleh pembicara dimulai dengan menjawab pertanyaan dari peserta, setelah salah seorang peserta menanggapi moderator yang bertanya mengenai hal yang ingin didapatkan oleh para peserta dari diskusi kali ini. Pembicara memulai materi dengan mengaitkan topik website pada salah satu bahasan pada sesi pertama, yaitu tipe media utama dalam digital marketing, yang mana website termasuk dalam tipe owned media. Fauzi menjelaskan bahwa website merupakan pusat informasi (main channel) dari suatu brand atau perusahaan. Barulah dari sini, brand atau perusahaan menggunakan media sosial untuk menunjang komunikasi yang akhirnya mengarahkan konsumen ke website milik mereka. Untuk memperluas jangkauan konsumen, brand atau perusahaan kemudian dapat menggunakan paid media seperti Google Ads, Facebook Ads, dan Instagram Ads. Sembari menjelaskan, Fauzi juga mengirimkan gambar yang berisi bagan dalam dunia digital marketing.

Meski begitu, Fauzi menyampaikan—sekaligus menjawab pertanyaan dari moderator—bahwa sebenarnya tidak masalah jika suatu UMKM hanya memasarkan bisnisnya melalui media sosial saja, tidak sampai menggunakan website. Namun, ada keuntungan dan kerugian yang perlu dipertimbangkan dalam melihat penggunaan website dan media sosial dalam memasarkan bisnis. Pemasaran bisnis dengan hanya menggunakan media sosial tentu akan lebih hemat, sebab media sosial dapat diakses dan digunakan secara gratis, sedangkan pengelolaan website tentu membutuhkan biaya lebih. Namun, dalam media sosial, tidak semua informasi dapat langsung dijabarkan dalam sekali lihat. Penggunaan website dalam pemasaran bisnis juga dapat dianggap sebagai bentuk kredibilitas, yang mana kemudian berpengaruh pada kepercayaan pelanggannya.

Dalam pengelolaan website, dikenal istilah search engine result pages (SERP). Suatu website dapat memiliki posisi SERP yang strategis—seperti pada halaman pertama pencarian Google—dengan mengoptimalkan SEO atau menggunakan Google Ads. Baik SEO maupun Google Ads, keduanya sama-sama bermain di ranah penggunaan kata kunci atau keyword. Oleh sebab itu, penting sekali untuk melakukan riset terkait penggunaan kata kunci pada produk yang akan dipasarkan. Perbedaannya, penggunaan metode SEO membutuhkan jangka waktu yang cukup lama atau long-term dengan menggunakan taktik content building dan link building. Sementara itu, Google Ads cenderung memiliki sistem bidding. Artinya, meski suatu perusahaan atau brand membayar dengan jumlah yang besar, hal tersebut tidak menjamin website akan masuk ke halaman pertama pencarian. Terdapat beberapa hal yang juga dipertimbangkan oleh Google Ads, seperti relevansi iklan dengan keyword yang digunakan, click to rate (CTR) website yang bersangkutan, serta landing page experience yang dinilai sendiri oleh pihak Google.

Selama perpindahan dari satu sub materi ke sub materi yang lain, moderator membuka sesi tanya jawab yang langsung ditanggapi oleh pembicara. Para peserta menunjukkan antusiasme dengan memberikan banyak pertanyaan pada pembicara. Pertanyaannya pun beragam, mulai dari pemanfaatan digital marketing untuk mempromosikan kegiatan organisasi, gimmick dalam marketing, strategi memasang Google Ads yang efektif dan efisien, hingga platform atau referensi untuk mendalami email marketing. Bahkan, beberapa peserta memberikan pertanyaan lanjutan setelah pembicara menjawab pertanyaan mereka yang sebelumnya.

Diskusi diakhiri setelah Fauzi memaparkan sub materi prospek karier di bidang pengelolaan website dalam digital marketing dan sesi tanya jawab terakhir. Dalam ranah digital marketing melalui website, ada lebih banyak prospek pekerjaan dibanding di ranah media sosial. Fauzi menyebutkan beberapa bidang pekerjaan di ranah digital marketing melalui website seperti pengelola SEO; pengelola paid marketing dan ads; pengelola affiliate marketing; juga pekerjaan yang sedang ramai diminati, yaitu pengelola UX, UI, dan product marketing. Sebagai closing statement, Fauzi menyampaikan,”Bidang digital marketing itu selalu berkembang. Jadi, jangan pernah berhenti belajar karena akan selalu ada fitur baru serta peluang yang lebih besar dalam bidang ini.” Diskusi pun resmi ditutup pukul 20.30 WIB. (/hfz)