Dikukuhkan sebagai Guru Besar, Prof. Poppy: Bukan Hanya Capaian Akademik

Yogyakarta, 23 Februari 2023—Prof. Dr. Poppy Sulistyaning Winanti resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Ilmu Hubungan Internasional pada Kamis (23/02) di Balai Senat, Universitas Gadjah Mada. Pengukuhan ini menandai Poppy sebagai guru besar perempuan pertama dalam bidang hubungan internasional di UGM. Selama menjadi akademisi, Poppy konsisten menekuni kajian ekonomi politik internasional, termasuk politik kerja sama internasional, integrasi ekonomi regional, hingga isu-isu seputar reformasi World Trade Organization (WTO). Dalam pidato pengukuhannya, Poppy menyampaikan gagasan berjudul  “Menimbang Kembali ‘Embedded Liberalism’ untuk Reformasi WTO: Plurilateralisme dalam Multilateralisme Perdagangan Internasional”. 

Poppy menyebut bahwa terdapat perbenturan kepentingan suatu negara di level domestik dengan komitmennya di level internasional. Hal inilah yang sering membuat pertikaian dagang muncul, terlebih ketika di dalam WTO sendiri terdapat kemacetan dalam proses penyelesaian sengketa. Oleh karena itu, Poppy menawarkan “embedded liberalism” sebagai prinsip dalam pengelolaan perdagangan internasional.

“Prinsip ‘embedded liberalism’ memungkinkan negara untuk berkomitmen dalam perdagangan internasional sekaligus menjamin ruang fleksibilitas bagi negara dalam memitigasi tantangan ekonomi politik kontemporer,” sebut Poppy.

Lebih lanjut, Poppy menilai bahwa prinsip plurilateralisme yang terintegrasi di dalam sistem multilateralisme akan mampu menjadi basis untuk mendesain dan mengelola rezim perdagangan global. 

Pengukuhan yang juga disiarkan secara virtual ini dihadiri oleh pihak Majelis Wali Amanat (MWA), rektorat, pihak keluarga, hingga kolega-kolega Poppy dari dalam maupun luar negeri. Bagi Poppy, menjadi guru besar merupakan perjalanan yang melibatkan banyak pihak. “Meraih jabatan guru besar merupakan proses yang panjang. Jabatan ini bukan hanya capaian akademik, namun juga refleksi perjuangan yang tidak dapat terwujud tanpa bantuan dan pengorbanan banyak pihak,” tutur Poppy di penghujung pidatonya.

Poppy sendiri merupakan lulusan Ilmu Hubungan Internasional UGM tahun 1997. Ia melanjutkan pendidikan magister di Korea Development Institute (2002) dan London School of Economics and Political Science (2005). Poppy kemudian meraih gelar doktor di bidang politik pada tahun 2011 di University of Glasgow. (/gmb)