Dua Mahasiswi Fisipol UGM sebagai Peserta Termuda Women Empowerment in Indonesia Conference di University of California

Konferensi Internasional “The Empowerment of Women in Contemporary Indonesia : Progress and Challenges” diselenggarakan oleh Center of Southeast Asian Studies University of California Los Angeles, Amerika Serikat bekerjasama dengan Indonesia Women Alliance (IWA). Konferensi ini diselenggarakan pada tanggal 8-9 Februari 2019 di 314 Royce Hall, University of California Los Angeles diikuti oleh 16 presenter dari seluruh dunia yang memaparkan makalah mereka tentang persoalan perempuan di Indonesia. Konferensi ini menyoroti penelitian dan analisis terkait perubahan sosial ekonomi, agama, dan politik yang telah memajukan atau menghambat pemberdayaan perempuan di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir. Terdapat lima panel dalam konferensi ini, yaitu:

  • Panel 1 : Women in Economy and Industry
  • Panel 2 : Women in Trade and Labor
  • Panel 3 : Women in Arts, Science, and Media.
  • Panel 4 : Women in Islam
  • Panel 5 : Women Empowerment and Activism

Selain presentasi penelitian dari 16 delegasi, konferensi ini juga mengundang beberapa pembicara, antara lain Parwati Surjaudjaja (President Director & CEO of OCBC NISP Bank), Sonita Lontoh (Global Technology Marketing Executive, Thought Leader and Angel Investor), Jennifer Kussoy (Federal Reserve Bank of Los Angeles), Nana Firman (Greenfaith), Agnes Muljadi (Ballerina, Actress & Photographer) dan sesi Q&A bersama Professor Robert Lemelson (Sutradara dan Produser film Bitter Honey (2014)) dan Chisako Yokoyama (Editor).

Salah satu peserta dalam konferensi ini adalah perwakilan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Ken Ayu Galuh Satiti (Ilmu Hubungan Internasional 2016) dan Nurry Aidawardhani (Ilmu Komunikasi 2016). Delegasi UGM ini menjadi peserta konferensi termuda (tingkat Sarjana) dari seluruh peserta (Master-kandidat PhD). Mereka mempresentasikan hasil penelitiannya dalam panel Women in Arts, Science, and Media dengan makalah berjudul PEPES: The Power of Emak-emak as New Digital Political Influencer in Indonesia’s Disruptive Era. Isu perempuan Indonesia yang mereka soroti adalah mengenai partisipasi perempuan, terutama emak-emak, di ranah politik dan media. Emak-emak sering diidentikkan dengan segala pekerjaan domestik serta stigma buta teknologi dan politik. Namun, seiring mudahnya aksesibilitas terhadap informasi, perempuan Indonesia mulai memanfaatkan konfergensi media dalam mereproduksi posisi politiknya.

Keberangkatan mereka ke Los Angeles turut didukung oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Wijaya Karya, dan mendapat dukungan penuh dari FISIPOL UGM sebagaimana visi FISIPOL UGM sebagai fakultas bereputasi internasional untuk senantiasa melestarikan benih-benih peneliti inovatif muda yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa. Delegasi berharap peneliti muda Indonesia, khususnya dari FISIPOL UGM, dapat menuruti langkah mereka untuk turut berpartisipasi di penelitian tingkat internasional mengangkat isu-isu perempuan Indonesia dan mendukung pemberdayaan perempuan Indonesia. (/Media Rilis)