Fisipol Crisis Center Bahas Isu Kesetaraan Gender Dalam Rangka IWD 2025

Yogyakarta, 11 Maret 2025─Dalam hal mempertingati International Women Day 2025, Fisipol Crisi Center (FCC) menyelenggarakan acara live Instagram bertajuk “Setara Bukan Sekadar Kata”. Acara yang dipandu oleh Nurul Amaliah (Mahasiswa Magister Dpp UGM) ini turut menghadirkan narasumber yang saling memperkaya perspektif yaitu Maygsi Aldian Suwandi, S.Sos., M.A (Dosen PSDK UGM) dan Valenidha Sulafi (Peer Counselor CDC Fisipol UGM). Diskusi multiperspektif ini bertujuan untuk mengangkat isu kesetaraan gender, tantangan yang masih dihadapi, serta upaya-upaya konkret yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kesetaraan yang inklusif dan berkelanjutan. 

Maygsi Aldian membuka diskusi dengan menyoroti tantangan kesetaraan gender yang berasal dari mindset dan kondisi sosial struktural. Menurutnya, norma dan stereotip masyarakat sering kali memperpetuasi ketidaksetaraan, sehingga menyulitkan perempuan untuk mencapai potensi penuh mereka. Misalkan, dalam hal pembagian kerja yang masih berbasis gender dimana masih banyak perempuan yang berkutat pada aspek domestik.

“Padahal pembagian kerja bukan karena gendernya, tetapi lebih pada availability orang tersebut. Kadang tantangan untuk menantang itu (ketidaksetaraan) ada pada mindset dan tantangan strukturalnya,” ujar Maygsi.

Valenidha Sulafi melanjutkan dengan refleksi kritis tentang akses pendidikan yang tidak optimal, terutama bagi perempuan dan kelompok ekonomi rentan. Dia menekankan bahwa pendidikan adalah alat pemberdayaan yang kuat dan tanpa akses yang setara, banyak individu yang tertinggal. “Pendidikan bukan hanya hak istimewa, itu adalah hak dasar yang harus dapat diakses oleh semua orang agar tercipta ruang-ruang yang setara,” tegas Valenidha.

Seiring diskusi berlangsung, para pembicara membahas berbagai topik termasuk memastikan akses pendidikan yang setara dan peran pria dalam memperjuangkan kesetaraan gender. Mereka menekankan bahwa mencapai kesetaraan memerlukan upaya kolektif dan komitmen dari semua anggota masyarakat. Inisiatif Fisipol Crisis Center sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya Tujuan 4, yang bertujuan untuk memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan setara serta mempromosikan kesempatan belajar bagi setiap orang. Dengan demikian, Fisipol Crisis Center terus mengadvokasi kesetaraan untuk menciptakan ruang aman yang bebas dari kekerasan seksual.

Apabila Anda membutuhkan bantuan pendampingan, pemulihan, hingga perlindungan FCC menyediakan layanan terpadu bagi civitas akademika FISIPOL. Untuk mengakses layanan, hubungi di Hotline FCC (+6281227912402) atau mengisi form di ugm.id/FormulirPengaduanFCC. (/noor)