
Yogyakarta, 19 Februari 2025—Penyambutan Mahasiswa Baru Pascasarjana Tahun 2024/2025, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah mada digelar pada Rabu (19/2). Diikuti oleh total 100 mahasiswa dari program magister dan doktoral, acara penyambutan menjadi ajang pengenalan mahasiswa pada fakultas, sekaligus bidang ilmu pengetahuan sosial-politik. Fisipol UGM mengundang Dr. Rob Manwaring, Dosen Flinders University untuk memberikan pemahaman dasar seputar bidang kebijakan publik.
Dekan Fisipol UGM, Dr. Wawan Mas’udi, S.IP., MPA menyambut baik seluruh mahasiswa pascasarjana yang telah resmi diterima di Fisipol UGM. “Selamat datang dan selamat belajar. Harapannya di pascasarjana rekan-rekan bisa mendalami fenomena sosial, ekonomi, dan politik tidak hanya sebagai aspek empirik, namun juga kerangka berpikir yang membutuhkan disiplin,” ucap Wawan. Ia melanjutkan, Fisipol UGM memberikan akses seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk berkarya, membangun karir, bahkan berjejaring.
Pendidikan pascasarjana memegang peran penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Disampaikan Wawan, fakultas memiliki agenda untuk menjadikan Fisipol UGM sebagai pusat rujukan bagi studi ilmu pengetahuan sosial-politik. Tentunya misi ini tidak hanya dicanangkan di tingkat nasional, namun juga global. Karenanya, fakultas terus berupaya membangun jejaring internasional untuk mengembangkan keilmuan sosial-politik secara lebih luas.
“Kalau kita ingin menjadi pusat rujukan global, maka kita harus berinteraksi dengan dunia luar. Dunia akademik itu luas, borderless,” tutur Wawan. Ia juga menjelaskan tiga flagship riset yang dimiliki oleh Fisipol UGM, yakni riset seputar perubahan iklim, transformasi digital, dan inklusivitas sosial. Pengembangan ketiga flagship riset tidak terlepas dari peran mahasiswa pascasarjana untuk merespon isu-isu tersebut dalam kacamata akademik global.
Selain penyambutan, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dasar kebijakan publik oleh Dr. Rob Manwaring. Rob menjelaskan landasan penting dalam keilmuan kebijakan publik dan mengapa bidang tersebut penting untuk dikembangkan. Menurutnya, pemerintah mengemban amanah penting untuk mengatur hajat hidup ribuan bahkan jutaan populasi. Proses pengambilan kebijakan tentunya harus mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan masyarakat secara utuh. Rob menjelaskan dua unsur utama dalam kebijakan publik, yakni alat dan instrumen pemerintah.
“Instrumen kebijakan publik salah satunya adalah menggunakan hukum. Pemerintah Australia dalam beberapa kasus menggunakan hukum sebagai instrumen utama, namun pendekatan pada masyarakat tetap dilakukan,” jelas Rob. Ia memberikan contoh bagaimana pemerintah menangani tingginya kasus mengemudi di atas kecepatan rata-rata dan dalam keadaan mabuk. Australia sempat mengalami lonjakan pada angka kematian karena kecelakaan. Pemerintah Australia kemudian memberlakukan sanksi berupa pembatalan izin mengemudi terhadap pengemudi yang terbukti memiliki kadar alkohol melebihi ketentuan.
Aturan tersebut sangat ketat diberlakukan. Bahkan pada 2015, jika seseorang telah menyelesaikan sanksi pembatalan izin mengemudi, kendaraan mereka tetap dipasangi alat pelacak untuk memantau pergerakan selama beberapa bulan. Menurut Rob, cara ini sangat efektif untuk membuat orang jera. Tapi di sisi lain, pemerintah tetap melakukan edukasi dan himbauan masyarakat melalui pendekatan yang lebih informal.
“Ada banyak poster-poster himbauan yang dipasang tidak hanya untuk menghimbau agar tidak mengemudi dalam keadaan mabuk. Tapi juga untuk menyenggol emosi mereka,” terang Rob. Beberapa poster memang sengaja didesain agak dengan tulisan yang agak provokatif agar masyarakat benar-benar memahami dan memperhatikan himbauan tersebut.
Keilmuan kebijakan publik dipahami sebagai bidang yang mempelajari bagaimana mengelola perilaku masyarakat. Implementasi utamanya mungkin untuk pemerintah, namun selebihnya juga dapat digunakan untuk memahami lebih dalam mengenai fenomena sosial politik yang lebih kompleks. “Jika anda mempelajari tentang kebijakan publik, anda tidak henti-hentinya akan mempelajari tentang perilaku manusia di masyarakat,” pungkas Rob.
Acara penyambutan mahasiswa pascasarjana Fisipol UGM menjadi wadah pengenalan berbagai dimensi studi sosial politik. Sebagaimana misi fakultas dalam mengimplementasikan Pendidikan Berkualitas (Poin SDGs ke-4), komitmen Fisipol UGM untuk menjadi pusat studi rujukan global dapat terus dikembangkan (/tsy)