Kelas Keterampilan JMF: Pentingnya Menyusun To-Do List

Yogyakarta, 22 April 2020—Jamaah Muslim Fisipol mengadakan “KETAN” atau Kelas Keterampilan pada Rabu, 22 April 2020. Tema yang diusung dalam kelas keterampilan ini adalah Bullet Journaling Class dengan tajuk “To-do list tertata, produktif bukan sekadar wacana.” Dalam menyelenggarakan acara ini, JMF mengundang pemantik Labiqatul Fatiyasani, owner of @bikin_diary. Melalui platform WAG (Whatsapp Group), kelas dimulai pada kurang lebih pukul 20.30 WIB. Tidak disangka, kehadiran peserta mencapai kuota maksimal WAG (257 orang) yang berasal dari berbagai kalangan. Diskusi dimoderatori oleh Latifatul Zahiroh.

Sebelum memulai diskusi, pemantik menanyakan harapan peserta setelah mengikuti acara ini. Kemudian, sebagai awalan diskusi, pemantik terlebih dahulu menceritakan sejarah adanya Bullet Journal. Bullet Journal atau yang biasa kita kenal sebagai buku agenda adalah sebuah sistem untuk membuat jadwal sebagai pengingat, untuk menjadi to do list atau daftar kegiatan yang akan kita kerjakan, dan untuk menata tugas-tugas kita dalam satu buku. Tujuannya sendiri adalah untuk mengevaluasi kegiatan yang sudah berlalu, menyusun kegiatan saat ini, dan merencanakan kegiatan yang akan datang.

Membuat sistem to do list juga bukan tanpa alasan. Ada beberapa hal yang menjadi alasan pentingnya membuat sebuah sistem untuk mengatur waktu agar lebih tertata. “Alasan yang pertama adalah waktu itu limited edition; kedua, waktu itu ada evaluasi akhirnya; ketiga adalah sibuk, sayangnya sibuk itu tidak sama dengan produktif,” ungkap Labiqatul.

Setelah tahu alasan tersebut, pemantik menjelaskan bagaimana mengatur waktu yang bijak. Tipsnya adalah mempunyai to-do list, menetapkan deadline (batas akhir kegiatan), membuat schedule yang rutin, persiapan start tonight, memiliki good habit, don’t be too easy to say yes, menentukan jeda waktu untuk refresh, dan be flexible. Terkait hal ini, pemantik mengutip perkataan dari Ryder Carrol mengenai alur berpikir Bullet Journal. “Yaitu, need to do, should to do, want to do,” ungkapnya. Ketiga hal tersebut mengharuskan kita untuk mengetahui kegiatan yang butuh atau urgent untuk dilakukan, kegiatan yang sebaiknya dilakukan terkait penting atau tidak, dan kegiatan yang hanya sebatas ingin dilakukan.

Seperti yang kita tahu, to-do list terbagi menjadi tahunan, bulanan, dan harian. Disini pemantik memaparkan secara rinci cara membuat to-do list tersebut dengan rapi dan kreatif disertai dengan contoh pada gambar. Menurutnya, sebelum membuat to-do list harian kita harus mempunyai jadwal harian. Pertama, kita harus membagi jadwal kita menjadi dua kategori, yaitu weekdays dan weekend. Kedua, masing-masing kategori dibagi menjadi plottingan dalam 24 jam, kapan kita aktif dan kapan kita istirahat. “Yang jelas kita harus punya yang namanya to-do list tahunan, bulanan, dan jadwal keseharian,” ujar Labiqatul setelah selesai pemaparan materi.

Diskusi interaktif dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Semua peserta sangat aktif dan antusias melontarkan tanggapan dan pertanyaan. Saking ramainya, acara ini berlanjut sampai pada pukul 23.00 WIB. Untuk menutup kegiatan diskusi tersebut, Labiqatul mengutip perkataan dari Ibnul Qayyim, yaitu “Jika dirimu tidak disibukkan dengan kebaikan, pasti disibukkan dengan keburukan.” (/Wfr)