KOMAP UGM Gandeng Sekolah Gajahwong Bahas Pendidikan Alternatif di Tengah Pandemi

Yogyakarta, 18 Juni 2020—Dalam tajuk acara yang diprakarsai oleh Korps Mahasiswa Politik dan Pemerintahan (KOMAP UGM), rangkaian pelaksanaan program kerja Sosmas Ceria yang pertama ini digelar dengan menghadirkan narasumber dari perwakilan Sekolah Gajahwong, yakni Faiz Fakhruddin. Mengangkat tema diskusi untuk membahas persoalan “Pendidikan Alternatif di Tengah Pandemi”, Faiz memberikan beberapa gambaran kondisi dinamis yang dihadapi oleh lembaga sosial Sekolah Gajahwong dalam tetap menjalankan proses belajar-mengajar di tengah pandemi covid-19.

Pada awalnya, Sekolah Gajahwong ini berdiri sebab adanya inisiasi dari teman-teman pengamen Yogyakarta yang memiliki perhatian utama dalam memecahkan permasalahan kelompok. Dari sini, dorongan motivasi untuk terus bersama-sama belajar dari hari ke hari ternyata membuahkan hasil, yakni kelompok-kelompok pengamen ini menjadi jauh lebih kritis dalam menghadapi isu-isu yang tengah berlangsung.

Menindaklanjuti hal tersebut, Sekolah Gajahwong ini juga memiliki prioritas dalam menyediakan fasilitas ruang bermain edukatif dan informatif yang diperuntukkan kepada anak-anak. Sebelum adanya perubahan aktivitas menuju dalam bentuk online, Sekolah Gajahwong masih dapat melaksanakan proses belajar-mengajar sebagaimana layaknya the old normal. Namun, semenjak adanya pandemi ini, kegiatan belajar-mengajar dilakukan dengan menyesuaikan kurikulum dengan kondisi yang ada seperti saat ini. Kepada audiens, Faiz memaparkan bahwasanya Sekolah Gajahwong telah membuat skenario belajar dengan metode yang diberi nama Guru Terbang. Dimana guru-guru yang mengajar akan secara langsung melakukan kunjungan dari rumah ke rumah untuk memberikan pelajaran. Adapun pelaksanaan ini juga telah dievaluasi dengan membuat perencanaan skenario yang dimana nantinya akan dibuat grup-grup kecil yang beranggotakan satu sampai tiga orang untuk mengikuti proses belajar dengan guru yang mendatangi ke rumah.

Bagi Faiz, kondisi pandemi ini cukup memberikan banyak hambatan atas pelaksanaan proses belajar-mengajar di Sekolah Gajahwong. Banyak program-program edukatif yang harus diubah metodenya agar tetap berjalan meskipun pandemi tengah berlangsung. Adapun program-program yang digadang-gadang mendapati hambatan dalam pelaksanaannya, diantaranya adalah program Bank Sampah, Koperasi Sekolah Gajahwong, Peternakan Kambing dan Domba serta Kebun, Media Kampanye dan Fasilitasi, serta program Menjual Kaos. Dalam mengahdapi hambatan yaitu terbatasnya aktivitas yang harus dilakukan secara offline, pihak Sekolah Gajahwong telah menanganinya dengan melakukakan beberapa solusi alternatif seperti melakukan bazaar secara daring untuk berjualan dengan memanfaatkan platform berupa Instagram. Selain itu, untuk tetap melakukan pengoptimalan produksi sayur dalam program berkebun, pihak Sekolah Gajahwong juga melaksanakan program Donor Sayur yang dibagikan kepada masyarakat kota.

Terlaksanya program Donor Sayur ini dijelaskan Faiz telah mencapai pada tahap panen kelima. Donasi dalam bentuk memberikan sayur-mayur ini diberikan ke dapur-dapur umum di beberapa lokasi, misalnya di Sarkem, Gelapan, Ledhok Timoho, Parangtritis, dan Ledhok Sukangan. Selain melakukan shifting program yang dimiliki, Sekolah Gajahwong juga membuka secara umum terkait adanya program kolaborasi dengan pihak eksternal. Dalam hal ini, Sekolah Gajahwong juga mengindikasikan sebagai sebuah lembaga sosial yang diperuntukkan sebagai tempat belajar untuk siapapun. Tercatat sebagaimana yang disamapaikan oleh Faiz, Sekolah Gajahwong telah melakukan beberapa kolaborasi baik dalam kurun ikatan waktu pendek (short term), misalnya dengan berkolaborasi bersama Mahasiswa dan untuk ikatan waktu yang panjang (long term), misalnya dengan Universitas-universitas yang ada di Indonesia maupun di luar Indonesia.

Faiz juga menegaskan bahwasanya upaya alternatif untuk tetap menjalankan program pendidikan di Sekolah Gajahwong juga telah dilakukan dengan mengedukasi anak-anak tentang pentingnya memahami virus korona. Keterlibatan Sekolah Gajahwong dalam menangani covid-19 ini dilakukan dengan memaksimalkan sosialiasi tentang pencegahan virus korona dan hal-hal lainnya yang berkaitan kepada anak-anak. Sebagai tambahan, Faiz juga memberikan penjelasannya bahwa dalam memasuki era the new normal ini, pihak Sekolah Gajahwong juga akan segera menyusun kurikulum pendidikan dan kalender akademik yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Adapun perihal kurikulum pendidikan yang diterapkan oleh Sekolah Gajahwong pada dasarnya merupakan kurikulum campuran yang diperoleh dengan merujuk pada referensi kurikulum pendidikan yang ada di Indonesia. Tentunya, kurikulum pendidikan yang diterapkan juga harus sesuai dengan visi yang dibawa oleh Sekolah Gajahwong. Menutup perjumpaan Sosmas Ceria ini, Faiz menyampaikan harapannya agar kualitas Sekolah Gajahwong dalam memberikan edukasi, utamanya kepada anak-anak tidak kalah optimalnya dengan sekolah-sekolah pada umumnya. (/Adn)