
Yogyakarta, 13 Juni 2025─Dalam dunia yang terus berubah dan menghadapi berbagai tantangan sosial, lingkungan, dan ekonomi, pertanyaan besar pun muncul: Bagaimana jika bisnis tidak hanya tentang keuntungan, tapi juga tentang dampak? Pertanyaan inilah yang menjadi pengantar hangat dalam webinar pembukaan Talent Pitching CHub Batch 9, sebuah program tahunan yang mendorong semangat kewirausahaan sosial di kalangan muda. Mengusung tema “Future-Fit”, program ini kembali hadir dengan semangat baru untuk menempatkan inklusivitas dan keberlanjutan sebagai fondasi utama untuk membangun masa depan yang lebih adil dan layak huni. Dalam webinar bertajuk “Future-Driven Entrepreneurship for a Sustainable Tomorrow”, Creative Hub FISIPOL UGM menghadirkan dua narasumber inspiratif yaitu Satya Dewastra B. W., pendiri Ailesh, dan Rika Novayanti, pakar komunikasi strategis lingkungan sekaligus Co-founder Mosaic.
Dalam pemaparannya, Rika Novayanti, memperkenalkan pendekatan system thinking dalam melihat pembangunan berkelanjutan (sustainable developmemt). Dengan system thinking, maka setiap pemangku kepentingan dari komunitas lokal hingga pembuat kebijakan dihubungkan dalam satu kerangka berpikir holistik yang bertujuan menyelesaikan akar masalah, bukan hanya gejalanya. Bagi Rika, konsep sustainability kini tidak lagi cukup. Ia menyebut bahwa pendekatan pembangunan berkelanjutan hanya bertujuan “tidak merusak” sehingga tetap mempertahankan status quo bumi yang sudah rusak seperti hutan hujan habis, kekeringan dan tanah tandus, laut perikanan yang tercemar, hingga perubahan iklim yang semakin nyata. Oleh karena itu, perencanaan pembangunan perlu beralih konsep menuju regenerative development atau pembangunan yang tidak hanya menjaga agar tidak rusak tetapi justru memperbaiki sistem pendukung kehidupan. Dalam pertanian misalnya, pendekatan regeneratif berarti tidak hanya mempertahankan kesuburan tanah, tetapi meningkatkan kualitas dan kuantitasnya setelah panen.
“Regenerasi membangun kapasitas sementara keberlanjutan atau sustainability, dalam kondisi terbaiknya, hanya mempertahankan. We can and need do better, kita itu perlu melakukan yang lebih baik dari sekadar mempertahankan kondisi bumi saat ini,” tegas Rika dalam pemaparannya.
Di sisi lain, Satya Dewastra dari Ailesh memperkenalkan pendekatan kewirausahaan berbasis keberlanjutan dan sirkularitas sebagai fondasi transformasi hijau di Indonesia. Melalui penerapan Life Cycle Thinking, Satya menjelaskan bagaimana Ailesh mengidentifikasi persoalan sosial dan lingkungan sebagai peluang inovasi masa depan yang regeneratif dan berakar pada konteks lokal. Ia menekankan pentingnya pendekatan 4P: Problem & Potential Mapping, Participatory Co-Design, Partnership Vision Alignment, dan Progressive Strengthening & Monitoring, sebuah kerangka kerja kolaboratif yang menempatkan masyarakat, sektor swasta, pemerintah, dan akademisi dalam satu ekosistem tujuan.
Webinar ini menjadi penanda dimulainya rangkaian program Talent Pitching C-Hub Batch 9. Program tersebut diharapkan mampu mendampingi dan mengembangkan ide-ide wirausaha sosia yang melahirkan solusi konkrit atas tantangan lokal dan global. Dengan demikian, C-Hub Fisipol turut menujukkan komitmen nyata dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan), SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim), SDG 14 (Ekosistem Laut), dan SDG 15 (Ekosistem Daratan). Melalui pendekatan lintas sektor dan semangat kolaboratif, C-Hub Fisipol menegaskan perannya sebagai katalisator perubahan sosial dan lingkungan menuju masa depan yang inklusif, regeneratif, dan berkeadilan bagi semua (/noor)