Memburu Beasiswa di Negeri Beruang Merah

Yogyakarta, 26 November 2018- Scholarship Talk menghadirkan Azifah Retno Astrina, Dosen Departemen Politik Pemerintahan Fisipol UGM yang merupakan lulusan dari Astrakhan’ State University untuk membagi pengalaman belajarnya di Negeri Beruang Merah. ScholarshipTalk ini diselenggarakan oleh Career Development Center (CDC) pada Senin (26/11).

‘Kalau bisa bertahan hidup di Rusia maka kita akan bisa hidup di mana saja’, inilah kutipan dari Andrea Hirata, yang turut disetujui oleh Ina.

“Tantangan kuliah di Rusia itu bahasa dan cuaca,” ujar Ina. Sulitnya Bahasa Rusia merupakan tantangan tersendiri bagi para mahasiswa asing, beberapa diantaranya pulang atau mencari universitas di Rusia yang berbahasa inggris.

Bagi Ina, mempelajari Bahasa Rusia yang rumit membantunya dalam memahami banyak hal mulai dari akademik maupun kultur di Rusia. “Semakin rumit bahasa, semakin panjang sejarah suatu tempat. Tanpa keinginan belajar bahasanya, akan sulit paham sejarah Rusia,” ujar Ina.

“Akan sulit merasionalisasi kenapa orang Rusia bisa punya karakter yang dingin dan keras, tapi dengan belajar bahasa, budaya sampai puisi jadi tahu mengapa seorang Presiden Putin bisa bersikap kaya gitu,” ujar Ina.

Mengenai cuaca, Rusia bisa sangat ekstrem ketika musim dingin  bisa mencapai -30 ° dan ketika musim panas bisa mencapai 43°. Musim panas pun hanya berlangsung selama dua bulan.

Ketertarikannya dengan topik keamanan dan keinginan  berbahasa asing  menjadi alasannya melanjutkan studi ke Rusia. Ditambah Ina juga terinspirasi dari film Red yang berlatar belakang  kota Moskow.

Dalam mengikuti beasiswa ke Rusia, Ina mengatakan, yang perlu dilakukan adalah menyiapkan narasi ke orangtua bahwa  Rusia bukanlah negara komunis meskipun memang kontrolnya masih ketat dibawah pemimpin.

Selain itu, pastikan untuk benar-benar suka dengan Rusia ketika memilih beasiswa karena sayang kalau berhenti di tengah. “Rusia gak terlalu open minded seperti negara barat. Mahasiswa asing tidak boleh membuat tulisan yang menjelekkan nama Rusia, misalnya bikin tesis yang harus selalu diawasi oleh dosen,” ujar Ina.

Untuk skema beasiswa, Ina mendaftar melalui pusat kebudayaan Rusia dengan syarat yang dibutuhkan adalah motivation letter dan kemampuan finansial keluarga berdasarkan tabungan yang cukup.  Dalam membuat motivation letter, triknya adalah tidak perlu untuk membandingkan Rusia degan negara lain serta jangan menjelekkan sisi gelap sejarah Rusia.

Selain itu, keahlian softskill seperti kesenian dan prestasi dibutuhkan untuk apply di rusia karena negaranya  kental akan budayanya.

Dalam kehidupan sehari-hari, uang beasiswa bisa memenuhi kebutuhan. “Biaya hidup di Rusia memang  sangat murah dibanding negara lain, teritama di kota-kota kecilnya,” ujar Ina. (/Afn)