Mencermati Kiat Sukses Membangun Startup Organization Bersama Tokopedia

Yogyakarta, 28 Maret 2020– Kelas Kewirausahaan Sosial di seri ketujuh, kembali mengundang pembicara dari sektor sociopreneur terkemuka yakni Nanang Chalid selaku Vice President, People at Tokopedia yang menjadi pemateri kuliah daring mengenai pentingnya membangun organisasi  di dunia startup.

Di sesi pertama, Nanang menyampaikan perbedaan antara Startup dengan Exponential Organization (ExO) secara ‘straight to the point’. “Startup dari definisinya adalah temporary organization untuk cari repateable dan scalable bussiness. Sedangkan Exponential Organization (ExO) merupakan pengembangan lebih lanjut dari startup,” ujar Nanang. Startup merupakan langkah pertama untuk membangun ExO, “Pengembangan inovasi dibutuhkan karena kalo gak unik, nanti stuck di tengah. Melalui ExO itulah perusahaan bisa melihat seperti apa potensi teknologi dalam membesarkan kewirausahaan sosial,” tambah Nanang.

Di dalam ExO terdapat Massive Transformative Purpose (MTP) yang terdiri dari dua kunci penting. Pertama, SCALE yaitu Staff on Demand, Community and Crown, Algorithms, Leveraged Assets, dan Engagement.  Sedangkan setelahnya ada IDEAS yaitu Interfaces, Dashboards, Experiments, Autonomy, dan Social Technologies. “SCALE mendesain bisnis organisasi sedangkan IDEAS di bagian operasional. Misalnya Google adalah startup untuk mengumpulkan informasi. IDEAS-nya adalah mengorganisir informasi di dunia agar mudah di akses,” jelas Nanang.

“Tokopedia sendiri punya idealisme, punya misi pemerataan ekonomi lewat digital. Di Indonesia penetrasi internet hampir 60 persen, artinya kalo punya usaha sosial dan gak ada di internet, berarti dampak yang diciptakan sangat terbatas. Lewat strategi ExO, kita selesaikan dulu masalah pemerataan ekonomi di Indonesia sebelum buka cabang di luar negeri,” ujar Nanang.

Menurut Nanang, melalui idealisme perusahaan, startup bisa selalu berinovasi dengan pertanyaan dasar “Apalagi sih yang bisa kita bantu?”. Corporate values itu juga lah yang membawa Tokopedia menciptakan inovasi yang tidak dimiliki startup lain misalnya membuat E-SAMSAT yang melayani pembayaran pajak kendaraan bermotor secara praktis.

E-SAMSAT sendiri merupakan contoh dari Minimum Viable Product (MVP) yaitu produk dengan fitur sederhana tetapi mampu memberikan hasil maksimum pada konsumen secara mudah. Selanjutnya di sesi kedua, Nanang menjelaskan bagaimana mengatur organisasi. Pertama, tahapan perekrutan seringkali dianggap mudah. “Merekrut orang terlihat mudah padahal susah. Kebanyakan rekrutmen melihat kemampuan tanpa tahu tujuan pelamar,” ujar Nanang.

“Di Tokopedia, kami make sure agar karyawan punya purpose yang sama, sesuai corporate values yang kita miliki.  Soal kemampuan nanti bisa diasah,” tambah Nanang. Kedua, menentukan desain organisasi. “Ketika organisasi semakin canggih, sistem organisasi harus mengatur banyak hal misalnya manajemen risiko,” ujar Nanang. Desain organisasi sediri  terdiri dari tiga jenis. Pertama, Tribe System yang berskala kecil dan sederhana. “Di tribe system, jangan sampai kalah di awal by going alone.  Go find someone yang punya spesialisasi berbeda dan bisa melengkapi,” ujar Nanang.

Kedua, ada Bussiness Units yang berskala menengah. “Di bagian ini harus ada singular leader, seringkali startup gagal karena keterlambatan respon dan decision making. Pada tahap ini, startup harus sudah mengambil prioritas, “ tegas Nanang. Ketiga, ada Consilidated Group yang berskala besar. “Di tahap ini, operasi harus lebih efektif. Dibutuhkan banyak spesialisasi baru seperti untuk mengolah governance perusahaan lebih benar,” ujar Nanang.

Namun yang perlu diingat, sebelum membangun organisasi pastikan bisnis modelnya telah lengkap. “Kalau belum benar, jangan bikin organisasi. Apalagi kalau terlanjur sudah ada investor yang meminta untuk growth. Banyak case dimana tim kecil terlanjur bikin organisasi tanpa memikirkan bisnis model secara matang, biasanya harus membangun ulang,” tutup Nanang mengakhiri kuliah. (/Afn)