Mengenal Media Alternatif melalui #BRIWORKNgobrolBareng Populi

Yogyakarta, 24 April 2020—BRIWork Fisipol UGM kini kembali dengan mengadakan acara ngobrol bareng dengan Populi pada Jumat (24/4). #BRIWORKNgobrolBareng mengusung tema “Tren Media Alternatif di Mata Populi” melalui platform fitur Live IG @briwork.jogja dan @populi.co. Pembicara yang membawakan acara ini adalah Risaza Madani atau Eris dari BRIWork dan Geraldy Sam, selaku founder Populi. #BRIWORKNgobrolBareng merupakan acara perdana selama pandemi. Acara ini dimulai pukul 16.40 WIB.

BRIWork merupakan bentuk kolaborasi tiga stakeholders, diantaranya Bank BRI, UGM, dan Conclave. Bank BRI sendiri sebagai penyedia fasilitas dan layanan perbankan yang menginisiasi untuk membangun coworking space di kampus-kampus, UGM sebagai penyedia lahan (kebetulan di Fisipol UGM), dan Conclave bertindak sebagai penyedia manajemen servis coworking space serta aktivitas rutin yang menunjang ide kreatif milenial. “BRIWork Fisipol UGM mengusung tema tentang bagaimana banking affair itu bisa integrated sama coworking space, jadi di dalam coworking space itu ada banking affair, ada semacam general activity,” ungkap Eris ketika mengenalkan gambaran besar BRIWork.

Sedangkan Populi merupakan suatu media alternatif yang akan menyajikan berita yang menarik dengan berfokus pada politik dan juga lifestyle. Tujuannya, selain menyebarkan informasi juga untuk mencerdaskan masyarakat. Salah satunya dengan memberikan konten-konten yang positif dan juga edukatif. Media Populi sebagai jembatan antar-masyarakat untuk mengerti alur demokrasi Indonesia. “Suatu negara demokrasi yang baik itu harus tercipta dengan masyarakat-masyarakat dengan kualitas kecerdasan yg baik juga,” ungkap Geraldy.

Setelah dikenalkan dengan BRIWork dan Populi lebih dekat, kedua pembicara menjelaskan definisi media alternatif in general dalam perbincangan mereka. Menurut founder Populi, media alternatif adalah suatu pembaruan di era digital yang mengacu pada keresahan media akan melihat suatu fenomena atau lingkungan bahwa informasi yang dibawakan media itu gitu-gitu aja. Media alternatif merupakan lawan dari media mainstream di televisi/internet seperti metrotv, tvone, dan semacamnya. Media mainstream cenderung membatasi topik sesuai kesepakatan dengan narasumber/pembicara, sedangkan media alternatif lebih cair, yaitu punya tendensi tidak ada suatu topik yang dibatasi, artinya mereka mencoba tidak meng-cut cut suatu konten.

“Kalau kita mengacu pada Populi, Populi itu suka banget sama yang namanya bikin infografis karena kita pengen membawa suatu pembelajaran politik untuk demokrasi yang baik itu dengan senang dan mudah untuk dibaca (informasinya), dan disini ketika misalkan lo lihat narasi suatu berita itu dengan tulisan hitam-putih lalu diadu dengan tampilan-tampilan infografis dengan data-data dan juga gambar dan warna yang menarik, nah itu pasti akan berbeda,” jelas Geraldy.

Setiap media alternatif memiliki preferensi terhadap platform yang digunakan untuk mengembangkan potensial media tersebut. Begitu juga dengan Populi. Dalam hal ini, Eris menanyakan arah atau direction media alternatif Populi. “Untuk Populi, saat ini kita fokus pada instagram dan Youtube. Nah alternatif lain, dari video Youtube itu gue ambil suaranya dan gue masukkan ke Spotify, di podcast. Jadi, lu bisa lihat teaser-nya di Instagram, kalau videonya panjang gue taruh di Youtube, habis itu suaranya itu gue masukin di Spotify,” jawab Geraldy.

Sebagai media alternatif, pengelola tentunya membuat konten yang tidak membosankan dan berbeda dari yang lain. Geraldy mengaku bahwa saat ini Populi sedang menentukan rumusan sebagai ciri yang berbeda dari media alternatif yang lain, yaitu dengan menggunakan desain-desain terkini dan infografis dalam kontennya. Selain untuk menarik pembaca, infografis sebagai jembatan untuk mempermudah kita dalam menjelaskan suatu ilmu kepada masyarakat berhubung tidak semua orang suka membaca informasi yang berbentuk teks. “Nah, kita membuat jangan sampai mereka yang scrolling-scrolling Instagram terus juga exploring Instagram itu nggak dapet ilmu, akhirnya kita buatkan infografis,” ujar Geraldy.

Seperti layaknya kredibilitas berita yang dilihat dari sumbernya, Populi yang masih tergolong baru juga selalu menyertakan sumber pada kontennya. Data yang diolah Populi disertai dengan sumber yang bertanggung jawab dengan meletakkannya pula di pojok kiri. Sampai saat ini, agenda terdekat Populi adalah mengadakan grand launching dan ketika pandemi COVID-19 usai, mereka akan membuat konten-konten bermanfaat yang menghadirkan tokoh-tokoh politik dan juga tokoh-tokoh inspiratif, serta memberikan edukasi yang baik pada masyarakat. “Harapannya kedepan media Populi menjadi media alternatif yang dicintai oleh masyarakat/netizen yang memberikan berita yang menjernihkan pemikiran masyarakat untuk membentuk negara Indonesia lebih baik,” ungkap Geraldy.

Acara bincang-bincang santai ini diharapkan dapat memberikan insight kepada audiens mengenai apa sebenarnya media alternatif itu. Akhirnya, acara ini ditutup pada pukul 17.30 WIB. (/Wfr)