Mengulik Konektivitas dalam Dunia Seni: Seni dan Integrasi Masyarakat Selama Pandemi COVID-19

Yogyakarta, 26 September 2020—Divisi Kesenian dan dan Kebudayaan Keluarga Mahasiswa Sosiologi (KMS) UGM mengadakan webinar bertajuk “Seni dan Integrasi Masyarakat Selama Pandemi COVID-19”. Dimoderatori oleh Friessa Aurelia, webinar ini menghadirkan Jeannie Park, Direktur Eksekutif Yayasan Bagong Kussudiardja, dan Gregorius Ragil Wibawanto, M.A., Dosen Departemen Sosiologi dan Studio Batu.

Sebelum sesi pemaparan materi dari kedua pembicara, webinar diawali dengan pembukaan dari ketua acara dan foto bersama. Barulah setelah mengenalkan dan membacakan riwayat hidup pembicara secara singkat, moderator mempersilakan pembicara pertama, Jeannie Park, untuk memulai materinya. Sebagai permulaan, Jeannie menceritakan kondisi dunia seni khususnya di Padepokan Seni Bagong Kassudiardja, dari segi infrastruktur, sejarah, hingga komitmen dan program-progam, sebelum pandemi COVID-19 melanda.

Dengan adanya pandemi COVID-19, Jeannie menjelaskan bahwa agenda kegiatan seni dan keberlangsungan operasi di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja secara langsung terkena dampaknya. Untuk itu, Padepokan Seni Bagong Kussudiardja pun berusaha mengatasi masalah tersebut dengan melakukan alih wahana dan alih media Jagongan Wagen. Ternyata, program ini selain memberikan manfaat untuk Padepokan Seni Bagong Kussudiardja sendiri, juga memberikan dampak bagi masyarakat secara luas. Pada program ini, audiensnya pun tersebar di seluruh indonesia. “Peran seni dan seniman sangat diperlukan untuk mengantarkan kita agar terus terhubung satu sama lain sebagai masyarakat yang utuh. Mereka adalah pencerita hebat yang berkreasi, menerjemahkan dan menyuarakan pengaruh serta inspirasi perubahan,” ungkap Jeannie menutup pemaparan materinya.

Beberapa poin penjelasan dari Jeannie pun dibahas lebih lanjut oleh pembicara berikutnya, Gregorius Ragil Wibawanto, M.A, terutama terkait dengan konektivitas dalam dunia seni. Ragil bercerita, di masa pandemi ini, salah satu poin konektivitas yang paling terasa adalah diskonektivitas, bahkan dengan diri sendiri. Terkait hal ini, Ragil pun menceritakan pengalaman yang ia dan teman-teman di Studio Batu rasakan. Juga, Ragil membacakan kuratorial yang ia temukan terkait diskonektivitas, serta banyak berbagi pengalaman yang ia jalani dan nikmati dalam penyesuaian media seni pada masa pandemi ini.

Diskusi tidak berhenti sampai di situ. Usai pemaparan materi dari Ragil, Jeannie diberikan kesempatan untuk menanggapi apa yang sudah disampaikan oleh Ragil, barulah setelah itu acara dilanjutkan ke tanggapan dan sesi tanya jawab dari para peserta webinar. Para peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi dengan memberikan beragam pertanyaan yang dijawab dengan detail dan rinci oleh kedua pembicara, yang kemudian diakhiri dengan simpulan dari moderator. Setelah memberikan sertifikat pada kedua pembicara secara virtual dan mengumumkan pemenang doorprize. Pada akhir acara, moderator mempersilakan kedua pembicara untuk menyampaikan pernyataan penutup sebelum akhirnya secara resmi menutup webinar pukul 15:05 WIB. (/hfz)