Mengulik Seluk Beluk Permasalahan Pertanian bersama dengan Sekolah Tani Muda

Yogyakarta, 17 Oktober 2019—Fisipol Creative Hub (C-Hub) mengundang Sektimuda (Sekolah Tani Muda) dalam sharing session pada Kamis (17/10) di Digilib Café. Sektimuda yang diawakili oleh Michael Raffy Sujono, pegiat dan fasilitator Sektimuda dengan topik Best Practice: Empowerement through Social Enterprise. Sharing session Fisipol Creative Hub digelar secara rutin pada hari kamis sore dengan mendatangkan para pegiat best practice kewirausahaan sosial dalam berbagai bidang melalui diskusi yang interaktif.

“Salah satu permasalahan dari pertanian bukan hanya masalah tradisional regenrasi para petani itu sendiri, namun juga permasalahan mengenai akses terhadap pengetahuan yang terbatas oleh kelompok tertentu saja,” ungkap Raffy. Sekolah sekti muda sebagai sekolah tani bagi anak muda yang membahas mengenai berbagau seluk beluk pertanian pangan hijau. Sektimuda menjadi salah satu garda terdepan organisasi yang mewadahai dasar- dasar pengetahuan mengenai pertanian secara organik dan ruang diskusi mengenai diskursus pertanian, lahan, tanah, dan modal kepada anggota-anggotanya.

Berjalan dengan sangat interaktif dan dinamis sharing session ini dimoderatori oleh Ramadhanti, knowledge management Fisipol Creative Hub. Selain membahas mengenai politik pertanian, yang melibatkan mengenai diskusi mengenai modal dan akses terhadap pengetahuan mengenai pertanian. Raffy juga banyak menjelaskan mengenai berbagai teknik pertanian dasar seperti pembuatan pupuk dengan cara organik.

“Sektimuda menggunakan prinsip asas egaliter yang tidak hirarkis- menawarkan ruang untuk setiap orang yang tertarik akan pertanian, mengupas tuntas praktek pertanian. Pada 10 pertemuan pertama akan diberikan ruang untuk membahas mengenai teknik dan dasar pertanian, selanjtnya anggota akan menanam secara langsung sekaligus memanenym,” jelas Raffy. Menurutnya sekolah tani muda memberikan praktek yang nyata sekaligus langsung menuai benihnya.  Sharing session ini dihadiri baik oleh mahasiswa mahasiswi yang ada di Fisipol  sampai dengan pemuda-pemudi desa karang taruna yang terlibat aktif dalam diskusi.

“Dalam kasus pertanian saat ini kita sudah banyak kehilangan benih lokal yang kita miliki, sekitar 80% benih lokal kita sudah hilang. Selain itu banyak lahan lahan yang sangat rusak akibat perubahan lingkungan khususnya di musim kering saat ini ” jelas Raffy. Menurut Raffy, pertanian kita sudah jauh tertinggal dengan negara-negara lainya. “Pertanian kita sebenarnya telah tertinggal kurang lebih empat dekade,” tambah Raffy.

Dengan suasana yang dinamis dan interaktif, banyak pertanyaan yang dilayangkan kepada Raffy mengenai berbagai permasalah pertanian, dan tawaran untuk berkolaborasi bersama. Dengan semangat untuk menumbuhkan tren pertanian bersama-sama khususnya di kalangan anak muda, sektimuda muncul sebagai wadah yang mampu menjaring aktor-aktor baru dalam pertanian. Selanjutnya diskusi ini ditutup dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya 3 stanza bersama-sama, dan foto bersama. (/fdr)