Peran Bukalapak dalam Mengembangkan Ekonomi Digital

Yogyakarta, 3 November 2021─Kecerdasan Digital Fisipol UGM menyelenggarakan program Ask Me Anything Session #7 yang bertajuk “Adaptasi dan Inovatif: Cara Jitu dalam Mengembangkan UMKM” pada Rabu (3/10). Acara ini mengundang Agisti Dewi Rani dari Bukalapak sebagai pembicara. Berlangsung melalui channel Youtube Kecerdasan Digital yang dihadiri oleh mahasiswa dan umum.

Diskusi dibagi menjadi dua sesi, yakni sesi pemaparan materi dan sesi tanya jawab. Pada sesi pemaparan, Agisti menjelaskan tentang landscape ekonomi digital di Indonesia. Seiring dengan meningkatnya pengguna internet di Indonesia, terbukti adanya kesempatan e-commerce berkembang 54% pada tahun 2020. Meningkatnya bisnis e-commerce tersebut juga mengalami hambatan pada sisi technology, infrastructure, dan financial inclusion.  

“Di daerah-daerah selain kota akan sangat terasa kalau teknologi itu sangat privilege, layanan sinyal internet masih terbatas di Indonesia, dan banyak orang yang masih bertransaksi menggunakan cash meskipun di kota-kota besar menyediakan tempat bertransaksi non-tunai,” kata Agisti.

Menanggapi kondisi tersebut, Bukalapak berperan dalam membawakan ‘a fair economy for all’ yaitu dengan menyediakan platform teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Bukalapak membantu para pelaku bisnis kecil dan menengah agar lebih baik lagi untuk meningkatkan produktivitas dan memberikan kontribusi pada perekonomian. 

Lebih lanjut, Bukalapak secara platform memiliki tiga produk yaitu Bukalapak, Mitra Bukalapak, dan Buka Pengadaan. Bukalapak sendiri merupakan marketplace yang menghubungkan antara online seller dan online buyer. Sedangkan Mitra Bukalapak mengakomodasi warung-warung to the next level melalui teknologi dan inovasi yang dikembangkan para mitra Bukalapak. Adapun Buka Pengadaan adalah mereka yang menjadi bisnis B2B dan B2G Bukalapak seperti UKM atau bisnis usaha yang ingin menjadi supplier.

Agisti menyampaikan bahwa warung sangat berdampak bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Mitra Bukalapak sendiri saat ini memiliki 8,7 juta pengguna termasuk warung yang tersebar di seluruh Indonesia sebagai supplier ataupun dropshipping.

“Kita menyadari bahwa ternyata total retail sales di Indonesia berasal dari warung, mereka memegang peranan penting dan memang size transaksi yang terjadi di warung cukup besar sehingga Bukalapak menganggap itu sangat potensial untuk dikembangkan,” ungkapnya.

Sementara, langkah approach yang dilakukan adalah dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan empowerment melalui komunitas Bukalapak. Dengan tagline “Nambah ilmunya, laris jualannya”, harapannya dapat menambah ilmu yang nantinya bisa diaplikasikan untuk meningkatkan penjualan bisnisnya. (/Wfr)