Persiapkan Masa Depan Melalui IELTS Preparation Class

Yogyakarta, 3 Maret 2020—Menjawab kebutuhan pentinganya kemampuan berbahasa Inggris, Career Development Center (CDC) Fisipol UGM mengadakan IELTS (International English Language Testing System) Preparation Program bagi 20 peserta yang dilaksanakan mulai bulan Maret hingga Mei mendatang.

Bekerja sama dengan Realia Language & Culture Center, IELTS Preparation Class merupakan program dari CDC yang  ditujukan untuk dosen, pegawai dan mahasiswa Fisipol UGM. Sebagai komitmen pengembangan Fisipol, pembiayaan program IELTS Preparation Class didukung penuh oleh fakultas sehingga peserta hanya perlu membayar commitment fee sebesar Rp. 300.000 untuk mahasiswa S1 dan Rp. 400.000 untuk mahasiswa S2. Nantinya, commitment fee akan dikembalikan secara utuh jika peserta memenuhi minimal 75% kehadiran.

Pada pertemuan perdana IELTS Preparation Class, pengajar yang akrab dipanggil Damai pun berpesan bahwa belajar IELTS membutuhkan latihan secara konstan. IELTS pun berbeda dengan tes lain seperti TOEFL, TOEIC maupun AcePT dimana IELTS lebih komperhensif. IELTS mengukur sejauh mana kita memahami bahasa Inggris dibanding dengan menghafal. Selain itu, sebelum mengikuti rangkaian kelas IELTS Preparation Class, terdapat pre-test yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta.

IELTS Preparation Class yang didakan setiap hari Selasa dan Kamis, nantinya akan mengikuti pembelajaran kurikulum IELTS yaitu Listening (mendengarkan), Reading (membaca), Writing (menulis) dan Speaking (berbicara). Masing-masing komponen pun akan dibagi berdasarkan hari, untuk listening dan reading akan dipelajari pada hari selasa sedangkan writing dan speaking akan dipelajari pada hari kamis.

Bertempat di Ruang BA 204 Fisipol, kelas tersebut berlangsung selama 90 menit yang dimulai pada pukul 13.00 hingga 14.30 WIB hingga 12 pertemuan kedepan. Selain itu, pembelajaran pun juga difasilitasi dengan diskusi dan buku modul belajar “Mindset for IELTS” sebagai pendamping dan bekal berlatih IELTS untuk masing-masing peserta.

Minat belajar IELTS yang tinggi pun ditunjukkan oleh Annisa Alfath, mahasiswi Departemen  Politik Pemerintahan angkatan 2017 yang mengaku senang bisa mendapat kesempatan mengikuti IELTS Preparation Class. “Aku memang rencana ikut kelas ini karena ngerasa butuh, Bahasa Inggris tuh pasti dibutuhin dimana aja kan. Meskipun aku memang belum ada niatan untuk ke luar negeri, tapi aku pikir mungkin suatu saat aku bakal perlu,” ujar Annisa.

“Harapnnya lewat kelas ini, skor IELTS-ku bisa naik dan yang jelas bisa lebih paham listening dan speaking biar pede, karena kalau reading kan sudah agak terbantu dengan baca jurnal di kelas,” tutup Annisa. (/Afn)