Rayakan Dies Natalis ke-67, Fisipol UGM Tanam 1000 Pohon

Yogyakarta, 8 Oktober 2022—Rombongan dosen, tenaga pendidik, dan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM tiba di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Getas pada 8 Agustus 2022 pukul 11:46 WIB. Kehadiran rombongan ini bertujuan untuk melakukan aksi simbolik penanaman 1000 pohon dalam rangka peringatan Dies Natalis Fisipol UGM ke-67. Dalam penyelenggaraannya, kegiatan ini bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan dan Fakultas Pertanian UGM.

Dekan Fisipol UGM, Wawan Mas’udi, menyatakan bahwa penanaman 1000 pohon untuk merayakan Dies Natalis Fisipol UGM kali ini bertujuan untuk memantik langkah-langkah konkret guna menyelesaikan masalah lingkungan. Menurut Wawan, upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan, seperti perubahan iklim, selalu dimulai dengan narasi-narasi besar. “Padahal, hal yang paling penting adalah melakukan langkah-langkah konkret berdasarkan narasi-narasi besar tadi,” ujar Wawan.

Mengatasi masalah lingkungan, seperti perubahan iklim, tidaklah mudah. Dekan Fakultas Kehutanan, Sigit Sunarta, menyatakan bahwa mengatasi perubahan iklim bukan hanya perkara teknis. “Ada dimensi sosial dan politik dalam upaya menangani dampak buruk perubahan iklim,” jelas Sigit. Kondisi itu membuat aksi penanggulangan dampak perubahan iklim tidak bisa dilakukan berdasarkan perspektif dari satu disiplin ilmu saja.

Sejalan dengan Sigit, Dekan Fakultas Pertanian, Jaka Widada, mengungkapkan bahwa masalah lingkungan merupakan masalah yang kompleks. Kompleksitas ini hanya bisa dibedah menggunakan berbagai perspektif dari berbagai disiplin ilmu sekaligus.”Inilah yang membuat kolaborasi menjadi hal yang penting,” ujar Jaka.

Acara ini mendapat sambutan baik, terutama dari kalangan mahasiswa yang terlibat. Akhmad Fadhilah Santoso, mahasiswa Departemen Politik dan Pemerintahan angkatan 2020, menyatakan bahwa acara ini membuat mahasiswa tidak melulu belajar di kelas. “Kalau biasanya kita hanya belajar di kelas secara teoretis, dengan adanya kegiatan ini, kita dapat belajar dari pengalaman langsung di lapangan.

Salah satu pengalam menarik yang dirasakan Fadhil adalah menjelajahi medan penamaan pohon. “Melihat jalan menuju lokasi penanaman pohon yang rusak danb penuh lubang, saya jadi terpantik untuk mendalami masalah ini lebih lanjut,” ujar Fadhil. Lebih lanjut, Fadhil berharap supaya kegiatan-kegiatan sejenis lebih banyak lagi diadakan. (/bkt)