#SharingLangsungJarakJauh: Bincang Creativepreneurship dan The New Normal di Masa Pandemi Covid-19

Yogyakarta, 2 Mei 2020—Setelah sukses menyelenggaran Kelas Kewirausahaan Sosial yang sebelumnya dengan menghadirkan narasumber-narasumber ternama, kini, DPP Fisipol UGM yang dibantu PIKA UGM turut melaksanakan Kelas Kewirausahaan Sosial dengan memanfaatkan platform online yang dikemas dengan ciamik. #SharingLangsungJarakJauh menjadi headlights yang disusung oleh Kewirausahaan Sosial UGM yang berkolaborasi dengan Narasi pada penyelenggaraan kelas daring di penghujung semester genap kali ini yang juga sekaligus digelar untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional.Rangkaian penyelenggaraan kolaborasi secara daring ini memilki empat sesi menarik dengan mendatangkan berbagai narasumber mulai dari Kaesang Pangarep, Ericson Sibagariang, M. Fajrin Rasyid, Nicko Widjaja, Gerald Bastian, Putri Tanjung, Boy William, Raditya Dika, hingga dua narasumber yang dinanti-nanti para viewers yakni Prof. Dr. Drs. Pratikno, M.Soc.Sc. beserta Najwa Shihab.

Talk session dengan beragam topik ini terbagi atas sesi 5 dengan tajuk bahasan yakni “Manuver Pintar di Masa Pandemi”, sesi 6 dengan topik “Prediksi Usaha Selepas Corona”, sesi 7 dengan membawa bahasan “Ekosistem Sehat: Industri Kreatif”, dan diakhiri dengan special closing session “Santai Sore Bersama Mensesneg dan Najwa Shihab”. Talk Session dengan penyampaian secara santai namun bersubstansi ini dapat dilihat dari berbagai pemaparan yang disampaikan oleh masing-masing narasumber. Adapun untuk lebih jelasnya, Tim Media Fisipol telah merangkum beberapa catatan penting dari apa yang sudah disampaikan oleh para pemateri sebagai berikut:

#Sesi5: Manuver Pintar di Masa Pandemi

Dalam menghadapi masa pandemi covid-19, para pengusaha bisnis lokal maupun nasional meraskan banyaknya berbagai perubahan-perubahan yang mengakibatkan adanya suatu keharusan untuk shifting dari kondisi normal menjadi kondisi abnormal. Selaku founder dari banyak bidang usaha, Kaesang Pangarep yang identik dengan Sang Pisang ini mengatakan dengan terus terang bahwasanya berbagai usahanya dihadapkan dengan penurunan cash flow dan tantangan untuk tetap memberikan pesangon berupa THR kepada para pegawainya.

Tak jauh berbeda dari Kaesang, Ericson Sibagairang, selaku Vice President LE & SME Management Telkomsel mengatakan bahwa Telkomsel melalui aplikasi berbasis onlinenya yang bernama 99% Usahaku justru menjadi garda terdepan dalam membantu para pelaku bisnis untuk tetap menjalankan roda bisnisnya selama masa pandemi. Platform milik Telkomsel ini diperuntukkan sebagai wadah berjualan bagi seluruh pelaku usaha di Indonesia yang hendak berjualan secara online.

Kepada para viewers #SharingLangsungJarakjauh, Kaesang dan Ericson menyampaikan trick and tips bagi para pelaku usaha dalam menghadapi masa-masa krisis pandemi covid-19. Open minded menjadi tips pertama yang ditegaskan oleh Kaesang, baginya para pelaku usaha di tengah masa sulit seperti ini harus selalu terbuka dan harus memiliki kemampuan beradaptasi yang baik dalam mengambil peluang apa saja yang bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk tetap menjalankan usaha.

#Sesi6: Prediksi Usaha Selepas Corona

Fajrin Rasyid selaku CEO Bukalapak turut menyampaikan bahwa kenaikan sangat pesat sedang berlangsung dalam kondisi online, hal ini juga berpengaruh signifikan terhadap Bukalapak sebagai salah satu e-commerce yang ada di Indonesia. Melihat adanya peningkatan yang sangat pesat ini, Fajrin juga menegaskan bahwa masyarakat sekarang tengah mengalami adanya fenomena shifting behavior dalam banyak bidang.

Kecenderungan mengonsumsi alat-alat kesehatan dan olahraga, melakukan gardening, dan bermain online game yang turut menjadi koping dalam menghilangkan rasa bosan selama masa dirumah saja inilah yang menjadi contoh sederhana dari adanya shifting behavior. Menindaklanjuti apa yang telah disampaikan oleh Fajrin, Nicko Widjaja, CEO BRI Venture juga memastikan bahwa kehadiran pandemi covid-19 juga tengah mempercepat proses tranformasi dalam dunia bisnis. Beberapa tren teknologi disinyalir akan menjadi the new normal yang penggunaannya akan semakin banyak dimanfaatkan setelah berakhirnya pandemi.

#Sesi7: Ekosistem Sehat: Industri Kreatif

Bincang creativepreneurship pada sesi yang ketujuh ini menghadirkan Gerald Bastian, Putri Tanjung, dan Raditya Dika yang membahas bagaimana mindset dari seorang creativepreneurship harus dimiliki dalam masa pandemi covid-19. Menanggapi terkait adanya fenomena shifting behavior dan tuntutan untuk beradaptasi pada keadaan abnormal, Putri Tanjung mengamati ada beberapa perubahan yang terjadi, seperti stay at home lifestyle, go virtual, dan terdapat emphaty society.

Selaku CEO Kita Bisa, salah satu platform yang bergerak dalam bidang edukasi, Gerald Bastian juga menyatakan bahwa di masa pandemi ini seharusnya dapat dijadikan oleh para creativepreneurship sebagai momentum untuk melakukan improvisasi atas ide-ide kreatif, adaptasi dengan hal-hal baru, dan menghasilkan outcome yang tetap bisa out of the box.

Gerald juga memandang industri-industri yang ada di masa krisis ini sedang dihadapkan dengan adanya shifting yang mengharuskan untuk dicarikan solusi dalam bentuk adanya ide-ide yang inovatif dan kreatif. Gerald pun percaya bahwasanya indsutri-industri yang ada tidak akan hilang, terlebih terkait usaha di bidang perkontenan.

#Sesi8: Santai Bersama Mensesneg dan Najwa Shihab

Tiba pada penghujung rangkaian #SharingLangsungJarakJauh, Kewirausahaan Sosial UGM dan Narasi menghadirkan tamu spesial yakni Prof. Dr. Drs. Pratikno, M.Soc.Sc. selaku Menteri Sekretaris Negara. Pada sesi ini, Pratikno yang di moderatori oleh Najwa Shihab memaparkan catatan pentingnya terkait materi-materi yang sudah disampaikan oleh pembicara-pemicara sebelumnya. Terdapat penegasan ulang yang disampaikan yakni terkait the new normal yang dinilai oleh Pratikno sebagai hal baru yang harus secara berkala perlu diadaptasi sebagai bagian dari kehidupan di masa sekarang. Dalam sesi ini, disampaikan pula bahwa masa krisis ini menjadi stress test bagi seluruh kalangan, baik itu pemerintah, pasar, maupun masyarakat. “Sekarang, kita diuji kegotong-royongannya, kepeduliannya, dan kecepatannya oleh pandemi”, ujar Pratikno.

Selain itu, beliau juga menegaskan bahwa apa yang perlu dipersiapkan adalah terus memaksimalkan nilai-nilai entrepreneurship dengan melakukan pendidikan dasar. Terlebih lagi, dalam menghadapi era disruptif pula, masyarakat juga diharapkan mampu memiliki pemikiran yang open minded dan kemampuan adaptif yang jauh lebih besar. Menutup sesi ini, Pratikno menyampaikan pesannya kepada seluruh viewers untuk tetap menjaga hati dan menjaga solidaritas. (/Adn)