#SmallTalk C-HUB: Mental Health Attack? Yuk, ke Rumah Harmonis!

Yogyakarta, 6 Juli 2020—Creative Hub Fisipol UGM kembali mengadakan program #SmallTalk melalui Live Instagram pada Kamis sore (6/7). Dalam acara sharing session kali ini, Chub berkolaborasi dengan Rumah Harmonis (Talent Batch 3 Creative Hub). Intan, founder Rumah Harmonis, menjadi narasumber dalam membawakan topik acara yang berjudul “Tertekan? Curhatin aja!”. Acara berlangsung dari pukul 16.00-17.00 WIB.

Rumah Harmonis sendiri merupakan salah satu changemakers Fisipol Creative Hub yang bergerak dalam isu kesehatan mental. Sebagai platform yang juga merangkap sebagai “teman curhat”, Rumah Harmonis merupakan fasilitator kesehatan mental yang dapat menjangkau semua lapisan ekonomi masyarakat Indonesia. Terbentuk pada tahun 2018, Rumah Harmonis didirikan oleh empat mahasiswa sejurusan yang tidak berlatar belakang penddikan psikologi, melainkan sosial dan politik, tepatnya jurusan PSdK. Rumah Harmonis launching pada tahun 2019 dengan jumlah anggota tim sekitar 18 orang. Sedangkan alasan berdirinya Rumah Harmonis, adalah dipicu oleh keresahan pendiri yang menilai bahwa BPJS belum bisa menanggung pasien yang berobat ke psikolog.

Biaya berkunjung ke psikolog yang cenderung mahal membuat akses psikologi hanya dinikmati oleh masyarakat golongan ekonomi menengah atas. Maka dari itu, Rumah Harmonis hadir untuk memberikan layanan kepada semua lapisan masyarakat tanpa khawatir terhadap biaya yang mahal. “Kalau kita lihat dari Kab. Gunung Kidul yang angka bunuh dirinya tinggi, nah ketika kita melihat data dari penelitian-penelitian psikolog, alasan mereka depresi ternyata karena utang piutang dan ekonomi rendah, dari sini kita mikir bahwa sebenarnya orang ekonomi menengah ke bawah juga perlu kita berikan perhatian,” tutur Intan. “Kita berikan edukasi untuk mereka memberanikan diri mau cerita ke konselor atau psikolog, akhirnya kami membuat suatu wadah yang mana semua lapisan ekonomi masyarakat itu bisa mengakses dan mereka tidak takut lagi,” tambahnya.

Meskipun bukan berlatar belakang pendidikan psikologi, Intan mengaku bahwa mereka memiliki tim yang mendukung berdirinya Rumah Harmonis. Diantaranya adalah tim katalis, yaitu mereka yang berlatar belakang psikologi yang bertugas membuat konten ataupun artikel edukasi terkait kesehatan mental. Adapun advisor psikolog, yaitu psikolog senior yang selalu memberi saran atau rekomendasi terkait kode etik layanan produk Rumah Harmonis. Selain itu juga ada tim kreatif, tim marketing, dan tim IT. Anggota dari tim-tim tersebut berasal dari background yang bermacam-macam, ada yang dari Amikom, Mercubuana, ISI, UB, UGM, dan lainnya. “Tim inti background-nya berbeda-beda, pun bukan psikologi, tapi kami disini berperan supaya Rumah Harmonis tetap bisa melayani masyarakat dan merangkul semua lapisan ekonomi masyarakat,” ungkap Intan.

Selain menggencarkan Rumah Harmonis untuk menarik target melalui media sosial, Rumah Harmonis juga selalu mengadakan sharing-sharing atau edukasi tentang kesehatan mental dan melakukan program community visit atau school visit. Akan tetapi, kondisi pandemi memaksa untuk mengubah konsep tersebut secara online. Akhirnya, untuk sementara, program tersebut berubah menjadi Rumah Harmonis Collaboration dan pada bulan Agustus ini terdapat sekitar sembilan organisasi yang mendaftarkan diri untuk berkolaborasi terkait edukasi seputar kesehatan mental. Uniknya, organisasi tersebut bukan berlatar belakang psiokologi/kesehatan mental, tetapi dari broadcasting, pendidikan, lingkungan, dsb. “Ketika ditanya alasan gabung, kata mereka permasalahan kesehatan mental itu permasalahan tiap orang bukan hanya orang-orang psikologi doang,” ucap Intan.

Layanan konsultasi kesehatan mental sendiri dibagi menjadi dua, yaitu konsultasi dengan konselor dan psikolog profesional. Untuk saat pandemi, klien dapat berkonsultasi melalui roomchat, vidcall, dan lainnya secara online dengan waktu yang ditentukan secara bebas. Namun, ketika pandemi usai nanti, klien dapat berkonsultasi secara face-to-face dan dapat menentukan lokasi secara bebas pula karena Rumah Harmonis menjunjung fleksibilitas. “Mereka bisa bertemu dengan psikolog tetapi di luar kantornya, bebas mau di café atau taman, fleksibel karena sesuai misinya Rumah Harmonis, kami bisa merangkul semua lapisan ekonomi masyarakat dan memberikan layanan yang fleksibel,” ucap Intan.

Dengan biaya konsultasi yang fleksibel pula, Intan mengaku bahwa Rumah Harmonis hanya mengambil profit 30% yang kemudian akan dialokasikan untuk edukasi dan sebagainya. Meskipun tidak mematok harga, konsultasi dilayani oleh konselor yang telah diuji praktis dan teori minimal satu tahun oleh psikolog profesional ataupun advisor sebelum di-accept untuk melayani konsultasi di Rumah Harmonis. (/Wfr)