Tanggapi Perang Rusia-Ukraina, HI Fisipol UGM Gelar Webinar Kedutaan Besar

Yogyakarta, 23 September 2022—Hubungan Internasional Fisipol UGM adakan webinar dengan kedutaan besar Ukraina pada Jumat (23/9). Menanggapi isu peperangan antara Rusia dan Ukraina, H.E Dr. Vasyl Hamianin selaku duta besar Ukraina di Indonesia menyampaikan pidato selama tiga puluh menit di depan puluhan dosen dan mahasiswa. Acara bertema Ambassadorial Lecturer: War in Ukraine ini dilaksanakan secara luring di Auditorium Mandiri lantai 4 Fisipol UGM dan daring melalui zoom meeting.

Mengawali pidatonya, Dr. Vasyl menjelaskan bahwa Ukraina saat ini tengah mengalami berbagai macam krisis, diantaranya adalah krisis sosial, ekonomi, pangan, dan kepercayaan masyarakat politik pemerintah. Seluruh masalah ini telah memakan banyak korban jiwa dari masyarakat karena gencarnya agresi militer yang dilakukan tentara Rusia. “Pemerintah Ukraina saat ini mengalami krisis paling besar, yaitu krisis kepercayaan. Sekali masyarakat tidak percaya pada pemerintah, maka negara itu akan terancam hancur,” tutur Vasyl.

Terdapat tiga hal yang harus dilakukan untuk menghentikan perang ini, yaitu memahami latar belakang, mengenal alasan dibalik seluruh kejadian, dan mengerti aturannya. “Hanya dengan tiga hal tersebut, kita dapat menghentikan, atau setidaknya menghambat proses peperangan. Menurut saya, hal ini disebabkan karena munculnya krisis kepercayaan, sehingga taktik diplomasi pun gagal,” jelas Vasyl. 

Perang antara Rusia dan Ukraina sendiri telah dimulai sejak 2014 lalu, ketika Presiden Ukraina, Moskow Viktor Yanukovych menolak menandatangani perjanjian asosiasi antara Ukraina dan Uni Eropa. Tindakan ini diprotes keras oleh masyarakat Ukraina dan membuat masyarakat semakin meragukan kredibilitas pemerintah Ukraina. Konflik pun terus berlanjut hingga akhirnya Rusia menyatakan peperangan terhadap Ukraina. 

“Kesalahan pertama dari pemerintah Ukraina berasal dari strukturisasi pemerintah beserta perangkatnya. Mereka masing-masing membangun ideologi yang berbeda dengan masyarakat,” ujar Vasyl. Ia menambahkan, dengan adanya perbedaan ideologi ini, masyarakat semakin terpecah belah dan menciptakan alasan untuk membenci pemerintah. Fakta ini justru berbanding terbalik dengan sikap masyarakat Ukraina terhadap Amerika,. Sebuah survei membuktikan bahwa 80% masyarakat Ukraina memberikan tanggapan positif terhadap iklan-iklan produk Amerika yang tersebar. 

“Saya harap pidato saya tadi dapat membangkitkan kesadaran kalian akan segala hal yang terjadi di dunia, karena di zaman yang gila ini, apapun bisa terjadi. Generasi penerus bangsa juga diharapkan bisa belajar dan mencari dengan hati-hati akar dari semua permasalahan, sehingga semuanya bisa teratasi dengan baik,” ucap Vasyl dalam pidato penutupnya. (/tsy)