
Yogyakarta, 18 Mei 2025–GAMAPI FISIPOL UGM selenggarakan program kerja Aksi Lingkungan (Angklung) di Pantai Pandansari, Kabupaten Bantul, DIY. Kegiatan ini dirancang oleh divisi Sosial Masyarakat (Sosmas) GAMAPI sebagai bentuk dalam mewujudkan kontribusi dan tanggung jawab positif bagi lingkungan.
“Sebagai mahasiswa, kami ingin mengajak dan memberikan wadah bagi mahasiswa maupun non-mahasiswa lainnya untuk memberikan dampak nyata pada lingkungan sebagai upaya untuk merawat dan meningkatkan awareness terhadap lingkungan kita bersama,” ungkap Farrel.
Program kerja Angklung diselenggarakan rutin setiap tahunnya dengan mengusung konsep kegiatan yang berbeda. Pada tahun ini Angklung diadakan dengan kegiatan bersih-bersih dan pemilahan sampah di Pantai Pandansari yang mengkategorikan sampah anorganik menjadi dua, yakni low value dan high value. Dari kegiatan ini terkumpul sampah low value sebesar 36,61 kg dan sampah high value sebesar 20,86 kg sehingga secara keseluruhan sebesar 57,74 kg. Kemudian hasil pengumpulan sampah tersebut diberikan kepada mitra pengolah sampah setempat yang akan diolah menjadi bensin. Acara ini juga dilanjutkan dengan kegiatan melukis tote bag dengan maksud edukatif tetapi dikemas dengan secara rekreatif.
“Di tahun ini, Angklung menjadi spesial karena dihadirkan kegiatan melukis tote bag sebagai substitusi dari pemakaian plastik sekali pakai. Harapannya, peserta Aksi Lingkungan dapat menggunakan totebag tersebut untuk menggantikan plastik yang sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakat,” tutur Farrel.
Pelaksanaan Angklung ini juga melibatkan kolaborasi pihak eksternal yang turut berkontribusi hingga pasca acara. Kegiatan ini berkolaborasi bersama dua NGOs yang bergerak di bidang lingkungan, yaitu World Cleanup Day Yogyakarta (WCD Yogyakarta) dan Sibhumiasri (Sitakrama Bhumipalaka Asri). Selama kegiatan berlangsung, dua NGOs tersebut berperan sebagai fasilitator yang bertugas untuk menjelaskan teknis pengambilan dan pemilahan sampah. Kemudian juga menyediakan peralatan dan perlengkapan yng dibutuhkan, seperti alat penjepit, sarung tangan, karung, dll. Tidak sampai di situ, pasca kegiatan berlangsung, kedua NGOs tersebut akan mengolah sampah yang telah dikumpulkan dan memaksimalkan nilai guna sampah berbasis konsep ekonomi sirkular.