United Nations Day dan Peran Generasi Muda dalam Pembangunan Berkelanjutan

Yogyakarta, 24 Oktober 2019—Memasuki 74 tahun berdirinya Persatuan Bangsa-Bangsa, terdapat perubahan signifikan terkait peran pemuda terhadap politik global. Dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals generasi muda turut aktif dalam upaya untuk mencapai berbagai tujuan dan target dalam agenda tersebut.

Generasi muda, baik secara umur atau jiwa dapat berpartisipasi aktif terhadap pemenuhan target-target dalam SDGs, terutama dalam kehidupan sehari-hari menurut Vania Santoso, Project Officer United Nations Children’s Fund (UNICEF) Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Vania saat menjadi panelis dalam acara “United Nations Day 2019” yang diselenggarakan oleh GEO Fisipol UGM bersama United Nation Information Center (UNIC) Indonesia pada Kamis lalu di ruang multimedia II Gedung Utama UGM, Yogyakarta.

“Kaum muda dan aktivis sosial jangan takut bersuara dan mengekspresikan diri, jika memiliki ide dan hasil yang bagus di tingkat akar rumput harus berani naik tingkatan dan berbicara di publik internasional” ujar Vania. Menurutnya banyak saluran saluran dan fasilitas untuk menyuarakan keresahan terkait isu tertentu seperti misalnya krisis perubahan iklim. Ia mengambil contoh Greta Thunberg, tokoh gerakan climate strike yang masih belia namun bisa bersuara di kancah Internasional dan dimulai dengan protes kecil di kampung halamannya, Swedia.

Vania Santoso berhasil mendapatkan Green Ticket untuk mengikuti climate forum di markas PBB, New York Amerika Serikat lewat proyek sociopreneur bernama Hey Startic. Proyek rintisan tersebut berfokus pada pengelolaan sampah menjadi kerajinan fashion yang memiliki nilai estetika layaknya kerajinan kulit. Acara ini juga diisi oleh Dr. Nurhadi pengajar dari Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdk) sebagai panelis. Beliau membahas mengenai keterlibatan generasi muda dalam upaya mencapai Pembangunan berkelanjutan.

Menurutnya generasi muda sudah terlibat secara aktif dan memiliki signifikansi yang nyata dalam uaya tersebut, sehingga tidak mungkin bila mereka tidak dilibatkan didalamnya. Generasi muda juga memiliki potensi, tenaga dan jumlah yang besar, terutama di negara-negara berkembang sehingga menjadi motor penggerak pembangunan berkelanjutan.

“Agenda pembangunan ini nantinya akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan generasi muda yang yang saat ini sedang berkembang bersama dengan agenda SDGs, dan permasalahan yang dihadapi juga menjadi masalah buat kehidupan mereka” ujar Nurhadi. Acara United Nations Day dibuka dengan sambutan pembuka dari Dekan Fisipol UGM, Prof. Dr, Erwan Agus Purwanto, dan dilanjutkan dengan sambutan oleh Ms Francyne Harrigan selaku direktur UNIC Indonesia di Jakarta.

UNIC Indonesia kemudian memperkenalkan diri dan memberikan penjelasan mengenai PBB dan peran mereka beserta hubungan kerjasamanya dengan Indonesia. Hubungan Indonesia sendiri dengan PBB sudah berjalan selama 69 tahun sejak 1950, dan beberapa bulan lalu Indonesia menjabat sebagai anggota sementara Dewan Keamanan PBB tahun 2019-2020.

Acara kemudian ditutup dengan prosesi simbolik menanam tanaman di Halaman Selasar Barat Fisipol UGM oleh Dekan Fisipol bersama dengan direktur UNIC Indonesia. prosesi ini menunjukkan upaya bersama untuk mengatasi krisis perubahan iklim dan bagaimana pemuda layaknya tanaman yang belia mampu meberikan kontribusi dalam mencapai tujuan tersebut. (AAF)