Yogyakarta, 31 Oktober 2024─Artspiration 2024 dirancang untuk menciptakan ruang perjuangan aspirasi bagi kelompok marjinal yang diekspresikan melalui seni. Artspiration sendiri merupakan singkatan dari art, social, aspiration, dan inspiration sehingga melalui inisiasi ini, Korps Mahasiswa Politik Penelitahan (KOMAP) Fisipol UGM berusaha membawa aspek-aspek tersebut dalam berbagai bentuk kegiatan.
Hingga tahun ini, Artspiration terhitung sudah berjalan sebanyak 12 kali. Acara yang diselenggarakan di Selasar Barat Fisipol ini menampilkan beragam pertunjukan, termasuk musik, tari, dan pameran seni visual. Setiap pertunjukan disusun dengan cermat untuk menciptakan dialog dinamis seputar isu-isu diskriminasi dan ketimpangan yang dihadapi oleh kelompok difabel dan komunitas terpinggirkan lainnya.
Artspiration 2024 mengusung tema yang bertajuk “Voice Of The People” yang bermakna suara dari masyarakat, khsususnya bagi komunitas yang terpinggirkan. Menurut Akbar Bayu Laksono tema tersebut sejalan dengan tujuan Departemen Politik dan Pemerintahan terkait humanizing politics atau memanusiakan politik.
“Hal inilah yang menjadi inspirasi kami untuk mengangkat aspek-aspek yang jarang terlihat oleh orang-orang disekitar kita. Politik yang biasanya dilihat sebagai perlombaan kekuasaan yang dimiliki atau power keseorangan secara umum yang berkutat pada pemerintahan semata kami bumikan atau manusiakan,” ujar Akbar dalam wawancara setelah acara berlangsung.
Acara ini dirancang untuk menciptakan ruang di mana perjuangan kelompok-kelompok terpinggirkan dapat diekspresikan dan dirayakan melalui berbagai medium seni. KOMAP Fisipol UGM percaya bahwa seni adalah alat yang kuat untuk advokasi dan perubahan, memungkinkan individu untuk mengkomunikasikan pengalaman dan tantangan mereka dengan cara yang dapat diterima oleh orang lain. Salah satu sorotan utama dari Artspiration 2024 adalah Panggoeng Rakjat yang berupa galeri seni dengan karya dari berbagai seniman. Dengan menampilkan bakat seniman dari latar belakang yang beragam, maka inklusivitas dan representasi kelompok dapat ditampilkan setara dalam ruang seni tersebut.
Dalam galeri seni itu, Artspiration memamerkan instalasi berjudul “Kasur Nyaman Arsyad” dan “Garing Si Pohon Mati” yang menggambarkan lingkungan teman-teman marjinal yang harus mereka terima karena kurangnya dorongan dari masyarakat maupun pemerintah. Pameran tersebut berusaha mengangkat tiga isu utama yaitu lingkungan, perempuan dan anak, serta kebudayaan. Dengan demikian, pameran tersebut bertujuan untuk menyuarakan ketimpangan yang sering dihadapi kelompok marjinal dalam berbagai konteks.
Dengan memberikan platform bagi seniman-seniman ini, Artspiration 2024 berusaha untuk mempromosikan inklusivitas dan mendorong apresiasi yang lebih luas terhadap ekspresi artistik yang beragam. Selain itu, Artspiration 2024 bukan hanya acara tetapi gerakan yang menekankan adanya aksi untuk menyuarakan ketidakadilan dan menjadi manifestasi dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 10 yaitu berkurangnya kesenjangan. Dengan menggunakan seni sebagai medium ekspresi, acara ini diharapkan dapat menginspirasi perubahan dan mempromosikan masyarakat yang lebih inklusif. (/nr)