Arsip:

Berita

Mengulik Kembali Posisi E-sport dalam Kancah Olahraga

Yogyakarta, 13 September 2018—Istilah electronic sport atau esport semakin marak diperbincangkan sejak hadirnya kompetisi permainan virtual di Asian Games 2018. Hingga saat ini, masih banyak perdebatan mengenai posisi e-sport itu sendiri dalam kancah olah raga internasional. Pemaknaan e-sport dan masuknya e-sport ke dalam kompetisi olahraga dibahas lebih dalam pada diskusi bertajuk “Is E-Sport A Real Sport? yang diadakan oleh Youth Studies Center (Yousure) Fisipol UGM pada Kamis (13/09/18). Diskusi yang berlokasi di Selasar Barat Fisipol UGM ini merupakan diskusi Bincang Muda Yousure. Diskusi kali ini mengundang Faidillah Kurniawan, S. Pd. Kor., M. Or. selaku Dosen Olahraga Terkini Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga UNY dan Simson selaku Ketua Indonesia e-sport Association DIY. read more

Gideon Swaragrama Training Center Tekankan Pentingnya Kemampuan Public Speaking

Yogyakarta, 13 September 2018- “Banyak sekolah dan kampus yang guru atau dosennya bilang Public Speaking itu penting, tapi tidak diajari, hanya disuruh-suruh,” ungkap Gideon Surya Pratama Head of Swaragama Training Center (STC) dalam acara Public Speaking and Grooming Class. Acara yang berlokasi di ruang Seminar Timur FISIPOL UGM (13/9) ini, diikuti oleh mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai fakultas di UGM. Bahkan ada yang berasal dari universitas lain, seperti Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Acara ini merupakan kerjasama antara Career for Development Center (CDC) FISIPOL UGM, Swaragama Training Center dan Wardah untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam Public Speaking.Gideon mengatakan, Public Speaking menjadi hal yang penting karena satu dari lima kemampuan yang dibutuhkan di dunia kerja pada era industrialisasi 4.0 adalah kemampuan berkomunikasi yang baik. Hal ini dikarenakan  pada era generasi milenial kemampuan manusia dalam berkomunikasi menurun. Kondisi ini sebagai akibat dari penggunaan gawai yang cukup tinggi dalam kehidupan sehari-hari. “Ketika anda menguasai Public Speaking, ketika anda bisa ngomong di depan umum, kepercayaan diri anda akan naik,” terang Gideon. Ia juga menambahkan bahwa ketika kepercayaan diri seseorang naik, maka kepercayaan orang tersebut akan hidup juga akan meningkan. Selain itu, dengan memiliki kemamuan Public Speaking, nilai dari diri seseorang juga akan naik.Bagi kebanyakan orang awam, berbicara di depan umum masih menjadi momok tersendiri. Rasa gerogi dan malu menjadi alasan mengapa banyak orang yang menghindari. Padahal menurut Gideon, untuk bisa memiliki keberanian dan kemampuan tersebut harus dimulai dengan berbicara di depan umum. “Kalau ditanya, Mas, saya pingin bisa ngomong di depan, gimana caranya? ya, ngomonglah di depan,” terangnya. read more

DIFUSSION #7 CfDS  : Mengenal Internet of Things (IoT)

Yogyakarta, 13 September 2018—Center for Digital Society (CfDS) Fisipol UGM kembali menyelenggarakan acara rutin mereka yaitu DIFUSSION. Acara tersebut diadakan di Digilib Café dan dibuka oleh Tian selaku moderator pada pukul 13.23 WIB. Beberapa saat setelah acara dibuka, para peserta mulai berdatangan dan sedikitnya terdapat sekitar 30 orang yang turut hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan diskusi ini. Dalam DIFUSSION kali ini, seperti biasanya terdapat tiga pembicara yang akan membawakan materi yang berbeda namun masih saling berkaitan. Ketiga pembicara tersebut adalah Ellyanty Priyanka (Research Assistant CfDS), Treviliana Eka Putri (Research Associate CfDS), dan Priscilla Asoka Kenasri (Research Assistant CfDS).Diskusi dibagi menjadi tiga sesi dimana masing-masing pembicara akan diberi waktu pada tiap sesi untuk memaparkan topik mereka. Pada sesi pertama, Elly menjelaskan mengenai apa itu IoT dan bagaimana IoT bisa menjadi sebuah ancaman. IoT sendiri merupakan perangkat-perangkat yang mampu menangkap, menyimpan, dan membagikan informasi dan saling terkoneksi dengan satu sama lain. Smartphone merupakan salah satu IoT yang dijadikan sebagai contoh dan merupakan IoT yang paling familiar dengan masyarakat saat ini. “Tujuan dari IoT itu sendiri adalah untuk membuat aktifitas manusia menjadi lebih efisien,” jelasnya. Namun dibalik keuntungan tersebut, IoT juga dapat menjadi ancaman, dimana IoT ini dapat dijadikan sebagai target, alat, dan saksi mata dalam berbagai tindakan kejahatan kriminal. Hal yang kemudian diusulkan adalah perlunya regulasi pemerintah untuk mengatur perlindungan data pribadi secara spesifik. Hingga saat ini, Indonesia masih belum memiliki regulasi yang mengatur hal tersebut.

Sesi kemudian dilanjutkan oleh Treviliana yang dibuka dengan sebuah video yang berbicara tentang bagaimana IoT dapat dijadikan sebagai alat dalam kekerasan domestik. Treviliana menjelaskan adanya hubungan antara kekerasan domestic dengan IoT. Contoh yang diberikan adalah saat seseorang mulai membagikan kata sandi atau data-data personal kepada pasangannya, data tersebut dapat dijadikan alat untuk melakukan kekerasan terhadap pihak terkait oleh pasangannya di kemudian hari. “Perangkat IoT bisa disalahgunakan untuk melakukan kekerasan domestik kepada pasangannya,” ujarnya. Maka dari itu diperlukan literasi digital bagi seluruh masyarakat sebagai upaya preventif sekaligus langkah perlindungan keamanan data. Namun meskipun demikian, adapula perangkat IoT yang memang dibuat dengan tujuan yang menyentuh ranah personal. Pada tahap ini, mulai muncul argumen bahwa lama kelamaan IoT seolah menghilangkan privasi dari semua orang yang menggunakannya. Hal ini yang kemudian disebut sebagai disrupsi, dimana tidak ada kejelasan antara privat-publik yang kemudian dapat mengubah definisi dari privat-publik itu sendiri. read more

Memahami Indo-Pasifik Dan Peran Strategis Asean Di Dalamnya: Diskusi Panel Bersama The Habibie Center

 
Yogyakarta, 13 September 2018– Seiring dengan perkembangan isu-isu di kawasan yang semakin kompleks dan membutuhkan hubungan timbal balik antar negara dalam penyelesaiannya, motivasi pembentukan kerja sama maupun organisasi di tingkat regional pun kian meningkat. Fenomena ini terjadi pula pada negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik, dengan berbagai institusi maupun kesepakatan regional yang diinisiasikan; salah satunya adalah kerja sama Indo-Pasifik. Terminologi ‘Indo-Pasifik’ yang akhir-akhir ini diprediksi mulai menggeser relevansi ‘Asia-Pasifik’ ini pula, yang menjadi pokok bahasan dalam ‘Diskusi Panel: Peran Strategis ASEAN di Indo-Pasifik’ pada Kamis, 13 September 2018 lalu. read more

Launching Buku: Expanding Horizons: Indonesia’s Regional Engagement in The Indo-Pacific Era

Yogyakarta, 12 September 2018-Global Engagement Office (GEO) FISIPOL UGM bekerja sama dengan Perth USAsia Centre The University of Western Australia mengadakan seminar dan diskusi dalam rangka launching buku Expanding Horizons: Indonesia’s Regional Engagement in The Indo-Pacific Era yang ditulis oleh Dr. Jeffrey Wilson, Dr. M. Faris Al-Fadhat Dosen Ilmu Hubungan Internasioanl Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Dr. Poppy Sulistyaning Winanti Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada, dan Mr. Kyle Springer Peneliti Perth USAsia Centre. Seminar dan diskusi tersebut dipandu oleh Dian Fatmawati Dosen Departemen Pembangunan dan Kesejahteraan yang dilaksanakan di Ruang Seminar Timur FISIPOL UGM.

Diskusi tersebut turut mengundang Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Ir. Panut Mulyono dan Dekan FISIPOL UGM Dr. Erwan Agus Purwanto yang keduanya membuka launching buku dengan memberikan sambutan.

Dalam sambutannya, Prof. Panut menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat kepada empat penulis yang telah berhasil menerbitkan bukunya. Di samping itu, Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan menulis buku bukanlah suatu hal yang mudah, tentu perlu mencari dan mengumpulkan data yang akurat untuk mendukung adanya penulisan buku. read more

Bincang ASEAN ASC Fisipol UGM: “Mapping The Source of Indonesia’s Refugee Obligations: Does it Exist?”

Yogyakarta, 7 September 2018 – Asean Studies Center (ASC) FISIPOL UGM mengadakan diskusi bulanan bertajuk “Mapping The Source of Indonesia’s Refugee Obligations: Does it Exist?” di Gedung BB 208 Fisipol UGM. Diskusi tersebut menghadirkan Dio Herdiawan Tobing, S.IP, LL.M, Master of Laws in Public International Law, Leiden University sebagai pembicara, dan dipandu oleh Karina, Peneliti Asean Studi Center (ASC) Fisipol UGM.

Sumber yang menjadi fokus di diskusi ini merupakan disertasi Dio Herdiawan Tobing, S.IP, LL.M yang memetakan kewajiban pengungsi dari berbagai instrumen hukum internasional yaitu, Konvensi Anti Penyiksaan, Perjanjian Internasional tentang Hak Sipil dan Politik, dan Konvensi Hak Anak, serta Kewajiban Internasional yaitu, larangan non-refoulement menurut hukum adat. Dio menjelaskan mengenai sumber utama dalam penelitiannya, permasalahan yang harus ditangani oleh negara mengenai pencari suaka dan pengungsi, sumber kewajiban negara dalam hukum international dan mengenai konvensi dan kewajiban adat. read more

Personal Branding, Bekal Penting Sebelum Magang

Yogyakarta, 6 September 2018—Magang atau internship merupakan salah satu kesempatan bagi mahasiswa untuk mengenal dan merasakan dunia kerja. Sebagai upaya untuk menyiapkan hal tersebut, FISIPOL UGM melalui Career Deveopment Center (CDC) mengadakan Pembekalan Magang pada mahasiswa semester empat ke atas (6/9) di ruang BA 101. Acara yang bekerja sama dengan Niagahoster ini juga membuka rekrutmen magang on the spot bagi mahasiswa yang tertarik untuk magang di Niagahoster.

Nabila, staff CDC Fisipol menuturkan acara ini sengaja dirancang untuk memberi pembekalan kepada mahasiswa yang ingin mengambil magang baik untuk mencari pengalaman atau tugas akhir. “Pembekalan ini dilakukan untuk memberi pengetahuan pada mahasiswa terkait apa sih yang perlu disiapkan sebelum magang dan bagaimana berperilaku saat magang”. Kegiatan yang akan dilakukan sebanyak empat kali dalam tahun ini menjadi trobosan baru dari CDC Fisipol untuk mendorong mahasiswa memiliki skill dan kemampuan untuk tahu apa-apa saja yang dibutuhkan untuk masuk kedalam dunia kerja. read more

Meninjau Relevansi Politik Luar Negeri Bebas Aktif Indonesia : Perayaan ke-70 tahun Politik Bebas Aktif, Masih Relevan?

Yogyakarta, 5 September 2018—Kementerian Luar Negeri, Institute of International Studies Universitas Gadjah Mada (IIS UGM), dan Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII) menggelar sebuah konvensi bertajuk ‘Meninjau 70 Tahun Politik Bebas Aktif Indonesia’ pada Rabu (5/9). Konvensi yang diselenggarakan di Balai Senat Rektorat UGM ini dimaksudkan untuk memperingati 70 tahun politik bebas aktif Indonesia. Dimana tepat pada 2 September, 70 tahun silam Wakil Presiden Indonesia, Drs. Moh.Hatta dalam sidang Komite Nasional Indonesia Pusat merumuskan kerangka politik luar negeri Indonesia yang dikenal sebagai ‘Politik Bebas Aktif.’ Dalam kerangka kebijakan ini, Indonesia tidak hanya mengedepankan netralitas, namun juga memiliki tujuan untuk memperkukuh dan menegakkan perdamaian dunia.Dalam konvensi ini, turut hadir Dr. A.M. Fachir, Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, selaku keynote speaker. Dalam sesinya, Wamenlu A.M. Fachir menjelaskan beberapa poin penting esensi pidato Bung Hatta. “Pertama, apakah kita harus memilih diantara dua blok? Lalu, kedua, sebagai sebuah bangsa, kita jangan menjadi objek dalam pertarungan internasional. Terakhir, kita harus menjadi subjek yang berhak menentukan sikap dan tujuan kita sendiri,” ujar Wamenlu A.M. Fachir. Ia juga menyebutkan bahwa Indonesia konsisten dengan kebijakan politik bebas aktif dan terus melakukan kontribusi. Diantaranya dengan beragam inisiatif seperti pengadaan Konferensi Asia Afrika (KAA), menjadi salah satu inisiator Association of South East Asia Nations (ASEAN), dan lain-lain.

Dalam relevansi politik bebas aktif saat ini, Wamenlu A.M Fachir mengatakan bahwa kebijakan ini masih amat relevan. “Dalam dunia yang dinamis dan dipenuhi dengan perebutan kepentingan seperti saat ini, kebijakan politik bebas aktif masih relevan. Hal ini karena politik bebas aktif bermakna dapat memutuskan nasib sendiri dalam mencapai cita-cita bangsa, bukan hanya sekedar memilih antara dua blok,” jelas Wamenlu A.M Fachir.

Menyoal arah politik bebas aktif selanjutnya, Wamenlu A.M Fachir berharap agar konsep ini bisa dibawa pada ranah yang lebih tinggi. “Mari kita bawa konsep ini ke jenjang selanjutnya, yaitu dalam tataran akademis dengan menjadi school of thought serta menjadi intellectual property rights dari Indonesia,” ungkapnya. read more

Pentingnya  Ideation Dalam Membangun Startup

Yogyakarta, 7 September 2018 – Creative Hub (C-Hub) Fisipol UGM menyelenggarakan rangkaian acara Demo Day yakni rangkaian akhir dari pembinaan dan pelatihan inkubasi Batch 1 berupa presentasi hasil produk dan progres inkubasi yang diselanggarakan pada Jumat (7/9) bertempat di Ruang Auditorium Mandiri Gedung BB Lantai 4 Fisipol UGM. Rangkaian acara pada Demo Day terdiri dari Expo, Talkshow, Talent Pitching, dan Sharing Session. Di sesi Talent Pitching, C-Hub menghadirkan Yustawat Fawzi dari Merapi Tani Instrumen (Mertani), Wesley Harjono selaku President Director Of Plug and Play Indonesia, serta Riki Sonjaya selaku Operational Director Young On Top (YoT) sekaligus Founder Startup Medical Doctor Network sebagai pemateri dalem sesi tersebut.Acara dibuka oleh moderator Abdullah Faqih selaku Co-Founder Voice of Changes yang  memulai diskusi mengenai bagaimana proses ideation tercipta.  Riki dari YoT, menceritakan pengalamannya berbisnis mulai dari investasi di rumah makan sampai servis toilet yang hingga saat ini merintis startup berbasis kesehatan yakni Medical Doctor Network yang merupakan software rekam medik jantung. Proses ideation yang Riki temui berasal dari keadaan belum terintegrasinnya riwayat penyakit pasien yang sulit ketika harus berobat di rumah sakit, maka muncul lah ide membuat software yang mengintegrasikan riwayat penyakit agar administrasi dapat dipermudah. Dalam merintis bisnisnya, ia dibantu oleh investasi dari Ikatan Dokter Indonesia. Hingga saat ini, softwarenya telah meluas ke bidang kandungan.

Yustawat dari Mertani, menjelaskan mengenai proses ideation yang dapat bersumber dari darimana saja. “Orang yang tidak punya ide tapi punya kemauan pasti ada jalan masing-masing,” ujar Yustawat. Yustawat sendiri melakukan proses ideation berdasarkan filosofi jawa yakni prinsip ngerti, roso, ngelakoni. Dasar filosofis itulah yang menjadi patokannya untuk bekerja.

Selain itu, Aryo selaku founder Halo Hiburan, juga menceritakan pengalaman ideation. Aryo yang pernah memenangkan lomba business plan mempunyai penyesalan ketika ide yang ia punya tidak  langsung dieksekusi, hasilnya banyak ide yang serupa muncul dari orang lain. Awalnya ia berencana untuk berhenti dalam membangun startup, Namun akhirnya ia nekat setelah berkonsultasi dengan para rekannya untuk melanjutikan ide yang sudah ada. read more

HI UGM Luncurkan Buku ‘Konflik dan Perdamaian Etnis di Indonesia’ karya Samsu Rizal Panggabean

Yogyakarta, 7 September 2018—Hari ini tepat setahun setelah kepulangan Dr. Samsu Rizal Panggabean, staf pengajar Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fisipol UGM. Momentum ini digunakan untuk meluncurkan karya beliau yang bertajuk ‘Konflik dan Perdamaian Etnis di Indonesia.’ Ruang Seminar Timur Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) UGM, Jumat (7/9) dipenuhi peserta dari berbagai kalangan. Beberapa di antaranya bahkan rela berdiri karena tidak kedapatan kursi.

Rizal dikenal sebagai peneliti serta fasilitator binadamai Indonesia. Dirinya pernah menjadi fasilitator pembebasan warga negara Indonesia yang ditawan oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina dengan beberapa pertukaran seperti beasiswa pendidikan kepada anak-anak Abu Sayyaf. Kegiatan peluncuran sendiri ditandai dengan penyerahan buku karya Rizal kepada keluarga yang hadir. Diskusi buku dimoderatori oleh Ayu Diasti Rahmawati, MA, staf pengajar Departemen Ilmu Hubungan Internasional bersama Dr. Diah Kusumaningrum selaku pembicara. Hadir pula Pdt. Jacky Manuputty dan Prof. Dr. Mohtar Mas’oed sebagai pembahas. read more