Fisipol Creative Hub menyelenggarakan Sharing Session: Talent Pitching Creative Hub pada Kamis, (15/3). Kegiatan yang bertempat di Digital Library Cafe ( Digilib) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM, mengundang dua para pembelajar terpilih atau changemakers dalam Program Fisipol Creative Hub untuk melakukan diskusimengenai proyek sosial yang dilakukanya. Dua kelompok changemakers tersebut antara lain Kartitedjo, changemakers yang bergerak dalam bidang sosial dan budaya serta Green Energy Laboratory yang mengusung tema energi sebagai proyek sosialnya.
Sharing Session : Talent Pitching Creative Hub diselenggarakan secara rutin pada hari Kamis setiap minggunya sebagai platform para changemakers mendiseminasikanide socialentrepreneurship. Tujuanya, selain memperkenalkan berbagai inovasi kreatif proyek sosial yang dimiliki oleh para changemakers di Fisipol Creative Hub, kegiatan ini juga diharapkan dapat mendorong mahaiswa dan masyarakat umum untuk peduli terhadap berbagai permasalahan sosial. Proyek yang dibawa oleh para changemakers tersebut merupakan bentuk salah satu solusi yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan sosial melalui berbagai bidang inovasi.
Sesi pertama diawali oleh Kartitedjo, sebagai kelompok changemakers yang mengangkat budaya jawa dalam bentuk handlettering, akasara, dan videografi. “Banyak yang beranggapan bahwa budaya Jawa merupakan budaya yang mistik, seperti Kejawen yang sering kita dengar, namun, budaya Jawa itu sarat akan nilai kehiduan, yang dapat mengajari kita berbagai hal,” ungkap Alfat Khaharsyah, salah satu pembicara sekaligus perwakilan Kartitedjo. Berangkat dari semangat itulah, proyek sosial Kartitedjo bergerak dalam memberikan empowerment kepada pemuda dan anak-anak untuk mengenalkan budaya Jawa melalui media typografi yang berbentuk aksara. “Untuk menarik harus ada media dan hasil yang dapat dilihat. Kami berusaha mengenalkan teknik typografi aksara Jawa sebagai media pembelajaran para anak-anak dan pemuda agar dapat terus mengingat pelajaran yang kami sampaikan, dengan cara memberikan output yang dapat dilihat seperti wujud talenan ini,” tambah Alfat. Dalam sharing session tersebut Kartitedjo sekaligus membuka kelas belajar menulis aksara dan teknik penulisan typografi singkat dengan mengajak para peserta sharing session.
Sesi kedua diisi oleh Green Energy Laboratory, changemakers yang bergerak dalam bidang energi untuk menciptakan perubahan sosial. Produk yang dihasilkan oleh Green Energy Laboratory berupa BriKos (Biobriket Tandan Kosong) sebagai solusi dari permasalahan limbah kelapa sawit. Menurut Fano Alfian Ardyansyah, ide BriKos ini muncul melihat keadaan limbah kelapa sawit yang belum banyak diolah. Dengan BriKos ini Green Energy Laboratory ingin memanfaatkan limbah industri kelapa sawit lebih optimal dan bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi.
“Kami berharap industri kelapa sawit bukan hanya berfokus pada produk, namun juga aspek keberlanjutan lingkungan dan sosial bagi masyarakat,” ungkap Alfian. Ia menambahkan bahwa melalui inovasi produknya, bukan hanya dapat berkontribusi dalam bidang energi namun juga dapat berguna bagi masyarakat melalui pengolahan limbah. Melalui produk briket dari limbah industri kelapa Sawit, Green Energy Laboratory akan terus berusaha mengembangkan produknya khususnya sebagai sumber energi dan memberikan pelatihan kepada para petani yang bergerak dalam bidang industri kelapa sawit agar mampu memberdayakan inovasi tersebut. Rencananya, Green Energy Laboratory akan mengikuti pameran Internasional dalam acara Hannober Messe di Jerman pada April mendatang.(/fdr)