Sejak berhasil mendapatkan akreditasi nasional, Dwi Anggara atau yang biasa disapa Angga, tim redaksi JSP, mengatakan JSP kemudian memiliki keinginan untuk bisa terindeks di tingkat internasional. “Hal pertama yang kami lakukan adalah mengubah aturan penulisan. Sebelumnya, kami menerima artikel berbahasa Indonesia, pada tahun 2017, kami hanya menerima artikel berbahasa Inggris dan penulis yang kami cari berasal dari lingkup internasional,” kata Angga.
Angga mengaku, JSP sendiri pernah melakukan studi banding ke jurnal yang sudah terindeks Scopus, yaitu jurnal Agrivita milik Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Studi banding ini dilakukan dalam rangka mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk mendaftarkan jurnal ke Scopus. “Mulai dari kualitas dan pengelolaan naskah, reviewer, dewan redaksi hingga tampilan website, kami sesuaikan,” kata Angga.