“Semua agama dasarnya membangun peradaban bukan kebiadaban,” ujar mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini. “Perpolitikan saat ini merupakan teologi putus asa, hal ini ditandai dengan peradaban yang sangat merosot di Indonesia sehingga kampus UGM harus jadi panutan. Kita perlu mencerahkan hati nurani yang saat ini sudah setengah lumpuh, banyak sekali politik pecah kebenaran,” ujarnya.
“Politik jangan dianggap serius, ini hanya perkara biasa apalagi di sistem demokrasi. Politik itu persoalan muamalah, hubungan antar masyarakat yang baik tapi malah sekedar jadi teologi antara 01 dan 02. Fisipol Sebagai barometer politik Indonesia harus segera menjadi pelopor, kalau Fisipol adem InsyaAllah Indonesia juga adem.” ujar Buya Syafi’i yang merupakan pendiri Maarif Institute.