Abad ke-21 digadang-gadang sebagai Abad Asia. Tren demografi dan ekonomi bergeser dari Barat ke Asia. Pergerakan ini diikuti oleh dominasi politik dan kultur Asia yang mendunia. Ternyata, fenomena ini juga direpresentasikan oleh pilihan negara tujuan mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan pendidikan pascasarjananya. Universitas-universitas di Amerika Serikat, Australia, dan Eropa kini harus bersaing ketat dengan berbagai universitas di Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Cina.
Dua pengajar dari Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik (MKP), Novi Paramita Dewi dan Pradhikna Yunik Nurhayati, mewakili antusiasme tersebut. Dalam seri Scholarship Talk bertema “Memburu Beasiswa ke Benua Asia” yang diadakan Career Development Center (CDC), Senin (26/2), Novi dan Yunik berbagi pengalaman dan bermacam kiat mendapatkan beasiswa, bertahan hidup di luar negeri, dan sukses studi.