Di Indonesia, sastra bukanlah lapangan bermain yang menarik bagi banyak orang. Sastrawan atau pekerja seni seringkali merupakan mereka yang terpojok dan mengambil jarak dari pergaulan masyarakat secara umum. Selain memang tak menjanjikan kecukupan material, berkesenian—atau bersastra secara khusus—memang kerja kebudayaan yang menuntut kesungguhan dan kesetiaan secara terus-menerus, dan tak semua orang mau repot-repot melakukannya.
Meskipun begitu, di luar sana, masih banyak orang yang menekuni bidang ini dengan semangat dan tak mengharapkan apapun. Mereka membaca banyak buku, mengurangi waktu menongkrong selama berjam-jam dengan teman-teman sebaya, serta duduk dan menulis. Salah satu dari banyak orang tersebut adalah Davin Ezra Pradipta, mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM angkatan 2017.