Di minggu terakhir bulan Februari, Scanity bekerja sama dengan PACER mengadakan diskusi bertema Membangun “Democratic Welfare State” merujuk pada pengalaman negara-negara Skandinavia yang tertuang dalam buku “Northern Lights: The Positive Policy Example of Sweden, Finland, Denmark and Norway” di Kantor PACER Fisipol UGM. Diskusi ini menghadirkan dua pembicara yaitu Hasrul Hanif, MA selaku Dosen JPP UGM dan Prof. Dr. Ronnie Hatley selaku dosen tamu dari Washington State University.
Diskusi diawali dengan pemaparan temuan riset tentang power, welfare, dan democracy yang dilakukan oleh Hasrul Hanif, MA di 33 kabupaten di Indonesia. Berdasarkan survei terhadap 700 responden, ditemukan adanya kerinduan terwujudnya kesejahteraan di Indonesia. Mereka memimpikan Indonesia sebagai welfare state. Hasrul Hanif mengungkapkan bahwa fondasi negara yang demokrasi dan sejahtera adalah kewarganegaraan sosial, politik solidaritas, dan pendisiplinan pasar. Lebih tegas lagi, kata kunci welfare state (negara sejahtera) di negara-negara Skandinavia adalah solidaritas danĀ kepercayaan. Rasa solidaritas dibangun melalui pajak progresif sehingga tercipta kondisi sama rata sama rasa untuk menghindari adanya kesenjangan antara si miskin dan si kaya. Rasa kepercayaan antara warga dan negara pun menjadi hal yang krusial untuk membangun negara yang sejahtera hingga muncul idiom In State We Trust.
Prof. Dr. Ronnie Hatley mengemukakan bahwa membangun negara yang sejahtera seperti di negara-negara Skandinavia memerlukan adanya kesetaraan dalam tanggungjawab dan pekerjaan antara laki-laki dan perempuan. Tidak ada yang lebih dominan maupun yang lebih inferior, semua dapat duduk bersama-sama untuk mengatasi permasalahan yang ada. Selain itu, pendidikan menjadi hal yang sangat penting dengan pengelolaan secara demokrasi oleh komunitas lokal, wali murid, para pendidik seperti yang dilakukan di Finlandia. Di Swedia, diberlakukan fleksibilitas antara ayah dan ibu sehingga dapat bergantian bekerja dan bergantian mengasuh anak. Meski negara-negara Skandinavia cukup baik dalam membangun negara yang sejahtera melalui demokrasi sosial, tetapi mereka juga memiliki isu sensitif mengenai multikulturalisme dan rasisme.
Di akhir diskusi, welfare sebenarnya adalah sistem kerja politik dengan indikatornya berupa hak dasar warga negara yang diakui dan solidaritas untuk mewujudkan keadilan sama rasa sama rata.