Lajunya arus urbanisasi yang tinggi memberi dampak tersendiri bagi kawasan perkotaan. Pada tahun 2050 misalnya, diproyeksikan sebanyak 66 persen populasi manusia akan tinggal di perkotaan. Hal ini selain memberikan peluang namun juga celah munculnya permasalahan, seperti permasalahan pemukiman, pelayanan sosial yang kurang memadai, hingga permasalahan kesehatan. Dalam menghadapi permasalahan yang timbul tersebut, smart city hadir sebagai sebuah konsep yang menjanjikan bagi kawasan perkotaan. Smart city merupakan sebuah konsep dimana sebuah kota dapat secara efektif dan efisien mengelola sumber dayanya, baik sumber daya alam maupun manusia, guna membentuk tata kota yang memiliki kelayakan huni tinggi, nyaman, dan menerapkan aspek pembangunan berkelanjutan. Satu hal yang menarik dari konsep ini adalah penggunaan teknologi sebagai basis penunjang dari penerapan smart city.
Aspachub Training – PolGov 2018
“Asia Pacific Hub for Extractive Industry Governance (Aspachub)”, Departemen Politik dan Pemerintahan memiliki “Training Tahunan” yang seru dan menantang tentang sektor migas dan pertambangan. Tahun ini, “Training Aspachub” akan dilakukan di Tanjung Pandan, Belitung pada tanggal 8-19 Januari 2018 dengan tema ‘Advancing Accountable Resource Governance in Asia Pacific’. Training ini terbuka untuk aktivis, pemerintah daerah, akademisi dan swasta yang bekerja di sektor migas dan pertambangan. Peserta akan belajar langsung dari para ahli dan praktisi yang terkemuka di bidang esktraktif industri seperti Patrick Heller, Cielo Magno, Cornelis Lay, dan Ananda Idris.
Career Development Center (CDC) kembali menggelar Fisipol Talk bertajuk “How to be A Film Analyst” pada 19 Oktober lalu. Pada kesempatan kali ini menghadirkan Dr. Novi Kurnia, M.Si, M.A., Ph.D selaku dosen Ilmu Komunikasi sebagai pembicara. Selain menjadi dosen, Novi juga aktif sebagai pengkaji film.
Dalam pemaparan awalnya, Novi mengungkapkan bahwa hobi menonton film bisa dijadikan profesi yang menguntungkan. “Joko Anwar memulai karirnya sebagai sutradara film dengan menjadi kritikus film di Jakarta Post. Sebelumnya dia doyan banget nonton film. Mas Riri Reza itu dulunya dia anak dari pemutar film di Departemen Penerangan yang pakai proyeksi office dan dia selalu ikut bapaknya jadi terbiasa nonton film,” ungkapnya. Ada banyak profesi yang bisa dijalani bagi yang hobi menonton film, diantaranya adalah penyunting film, kritikus film, pengkaji film, penulis skenario film, penyunting film, dan banyak lagi. Namun di kesempatan kali ini, Novi hanya memfokuskan pada dua profesi yaitu kritikus dan pengkaji film.
Pada usia 42 tahun, ia memutuskan untuk banting stir dari dunia jurnalistik dan memilih menjadi seorang pebisnis. Padahal, kariernya sebagai wartawan selama 23 tahun telah menghasilkan track record yang membanggakan. Ia pernah mendapatkan penghargaan sebagai presenter terfavorit nomer 1 di Indonesia, menjadi pemimpin redaksi termuda, mewawancarai orang penting dari berbagai negara, dan banyak prestasi lainnya. Namun, karena ia memiliki visi untuk menjadikan generasi muda Indonesia sebagai pekerja yang kompeten, ia memutuskan untuk mendirikan usaha bernama IDTalent.
Bonus demografi saat ini menjadi salah satu topik perbincangan paling hangat di Indonesia. Betapa tidak, Indonesia digadang-gadang akan mengalami momentum bonus demografi, yaitu kondisi dimana terjadi peningkatan signifikan jumlah usia produktif (15 – 64 tahun), pada tahun 2020 – 2030. Hal ini tentu bisa menjadi peluang tersendiri bagi pembangunan Indonesia, namun bila tidak ditangani dengan baik dapat berubah menjadi ancaman. Sinergi yang terjalin dengan baik antar-stakeholder kemudian dapat menjadi salah satu kunci dalam mengubah potensi ancaman menjadi peluang bonus demografi. Lebih lanjut pemuda sebagai bagian dari angkatan produktif merupakan aktor penting, dimana pemuda menjadi sasaran utama dalam isu bonus demografi.
Kamis, 19 Oktober 2017, setelah diwisuda oleh Universitas Gadjah Mada bertempat di Lantai 2 Gedung Grha Sabha Pramana para wisudawan/i pascasarjana Fisipol UGM memenuhi Selasar Barat Fisipol UGM untuk menghadiri pelepasan Wisuda Pascasarjana Periode I TA 2017/2018. 108 wisudawan dan wisudawati pascasarjana Fisipol UGM resmi menyelesaikan masa studinya, 8 wisudawan diantaranya mendapat predikat cumlaude, 48 wisudawan dengan predikat sangat memuaskan dan 51 dengan predikat memuaskan. Diantaranya adalah 17 mahasiswa dari Departemen Ilmu Administrasi Publik, 3 mahasiswa dari Departemen Ilmu Hubungan Internasional, 48 dari Departemen Ilmu Komunikasi, 10 dari Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik, 10 dari Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, 11 dari Departemen Politik dan Pemerintahan, dan 9 dari Departemen Sosiologi.
Departemen Ilmu Hubungan Internasional kembali menginisiasi ambassadorial lecture yang bertajuk “Dinamika Kemitraan Indonesia dan Uni Eropa: Peluang dan Tantangan” pada 18 Oktober lalu. Pada kesempatan kali ini menghadirkan HE Yuri O. Thamrin selaku Duta Besar Republik Indonesia untuk Uni Eropa, Belgia, dan Luksemburg. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh wakil rektor bidang Kerja Sama dan Alumni, Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M untuk memberikan sambutan.
Pada sambutannya, Paripurna mengungkapkan bahwa kesuksesan Uni Eropa dalam penyatuan negara-negara patut dicontoh terutama bagi negara-negara ASEAN. “Penyatuan ini adalah keberanian mereka untuk menyatukan diri guna mencapai perdamaian juga memperkuat Eropa dari negara-negara lain. Tentu ini jadi rujukan yang lain bagi Indonesia di kawasan ASEAN,” paparnya. Menurutnya, Uni Eropa adalah kawasan yang strategis untuk menjadi mitra. Meskipun ekspor Indonesia ke Eropa termasuk sulit karena memiliki strandar khusus, bagi Paripurna hal tersebut justru menjadi tantangan bagi Indonesia untuk mendapat bargaining position yang lebih bagus.
Ramai berseliweran di berbagai media, siapa yang tidak pernah mendengar istilah Meikarta? Dengan iklan TV bombastis yang menggadangkan hunian nyaman, Meikarta tentu terasa amat meyakinkan bagi banyak orang. Kota impian ini akan dibangun oleh Lippo Group sebagai pengembang. Berdasar dari data Tirto.id, Meikarta dinilai sebagai proyek paling masif dari Lippo Group, Meikarta akan dibangun di atas tanah seluas 500 hektar dengan nilai investasi proyek mencapai 278 triliun rupiah. Pembangunan besar-besaran ini juga tidak hanya terjadi di Cikarang, tempat Meikarta rencananya berdiri, namun juga di Yogyakarta, yang pada tahun-tahun terakhir gencar menjadi sasaran pembangunan apartemen dan hotel. Magister Administrasi Publik (MAP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui seri diskusinya, MAP Corner, berusaha membongkar persoalan ini melalui diskusi dengan tajuk “Meikarta: Bisnis Properti dan Keadilan atas Kota” yang berlangsung di Lobi MAP Fisipol UGM Unit 2, Sekip (17/10).
Etiquette atau aturan sopan santun dalam dunia kerja adalah salah satu hal yang dapat mendorong keberhasilan karir kita. Namun banyak dari calon pekerja maupun karyawan yang sering mengesampingkan persoalan tersebut. Oleh karena itu, Departemen Ilmu Komunikasi bekerjasama dengan Career Development Center (CDC) menyelenggarakan kembali sharing alumni yang bertajuk “Getting Ready to Get on Board: Mempersiapkan Diri Menuju Dunia kerja” pada 16 Oktober lalu. Pada kesempatan kali ini menghadirkan Yudith Anggraeni selaku Konsultan Human Resources Development.
YOGYAKARTA – Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada, Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik Universitas Gadjah Mada, Institue of International Studies, dan Pusat Studi Agama dan Demokrasi Paramadina, menggelar kegiatan peluncuran buku Ketika Agama Bawa Damai, Bukan Perang: Belajar dari ‘Imam dan Pastor’ pada Senin (16/10) di Auditorium Lantai 4 FISIPOL UGM.
Buku Ketika Agama Bawa Damai, Bukan Perang: Belajar dari ‘Imam dan Pastor’ diterbitkan dalam rangka menyambut kedatangan Imam Muhammad Ashafa dan Pastor James Wuye dari Nigeria. Keduanya adalah pemuka agama yang sama-sama hijrah: bekas milisi dalam konflik berbasis agama yang beralih jadi fasilitator untuk upaya damai di komunitas masing-masing. Mereka memutus rantai kekerasan dengan menggiatkan pendekatan nirkekerasan untuk juru damai muda di Nigeria, bahkan dunia. Alih-alih menjadikan agama sebagai penggerak kekerasan, mereka gunakan agama sebagai sumberdaya perdamaian.