Yogyakarta, 8 April 2022─Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar diskusi dan bedah buku “In Search of New Social Democracy”. Profesor Olle Tornquist dari Universitas Oslo, penulis buku tersebut, mendiskusikan hasil karyanya bersama dengan dua pembahas, yakni Amalinda Savirani (dosen Departemen Politik dan Pemerintahan/DPP atau PolGov) dan Muhammad Najib Azea (dosen Departemen Sosiologi atau SOREC), serta beberapa audiens yang merupakan mahasiswa program doktoral Fisipol UGM di Digital Library Fisipol UGM.
Berita
Yogyakarta, 25 Maret 2022─Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar pertemuan antara Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dengan seluruh pimpinan fakultas dan sekolah vokasi di UGM guna membahas persiapan pelaksanaan “Magang Kerja Sama dengan Apindo”. Belasan orang yang terdiri dari dekan, wakil dekan, dan perwakilan dari Apindo mengikuti pertemuan yang dilaksanakan di Auditorium Fisipol ini.
Direktur Eksekutif Apindo, Danang Girindrawardana, menjelaskan bahwa serapan lulusan perguruan tinggi di dunia kerja masih sangat rendah, hanya berkisar 11 persen. Oleh karena itu, perlu perubahan drastis bagi pola serapan tenaga kerja lulusan S1 agar tidak terjadi lonjakan pengangguran terdidik. Danang menyebutkan, salah satu perhatian dunia usaha ialah mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemendikbud RI. Dalam hal ini, Apindo menginginkan proses pemagangan yang lebih formal dan sistematis.
Kelas kecerdasan digital akan membahas beberapa hal diantaranya terkait materi berpikir kritis, design thinking, privasi dan perlindungan data, cara berkomunikasi digital, etika digital, hingga tata kelola digital.
Memandu jalannya acara, Anisa Pratita selaku moderator memberikan beberapa pertanyaan pematik diskusi. Dimulai dari Kominfo, Anisa mencoba mengulik terobosan apa saja yang sudah dilakukan oleh kominfo, dan kira-kira pekerjaan rumah apa yang perlu dikerjakan bersama.
Menanggapi hal tersebut, Dedy menyampaikan bahwa kelas kecerdasan digital sudah dilaksanakan sejak tahun 2020 dan bekerjasama dengan 120 lembaga komunitas dan institusi di Indonesia. Mengingat kelas ini memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, maka bersama-sama dengan public figure, pembuat konten, pegiat isu-isu perempuan, isu anak, dan lain-lain Kemenkominfo berupaya melaksanakan literasi digital yang inklusif dan kolaboratif. Pada dasarnya pekerjaan rumahnya masih banyak, tapi intinya setiap individu harus bisa bertanggung jawab dalam menggunakan perkembangan digital yang ada. Dalam hal ini, anak muda harus selalu positif, kreatif, dan produktif.
Yogyakarta, 17 Maret 2022─Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM), Keluarga Alumni Fisipol UGM (Kafispolgama), dan Institute of International Studies (IIS) Departemen Hubungan Internasional (HI) Fisipol UGM menyelenggarakan seminar “Recover Together, Recover Stronger: G20 dan Agenda Strategis Indonesia” di Balai Senat UGM.
Seminar pembuka rangkaian acara bertajuk “Presidensi Indonesia G20: Kepemimpinan untuk Tata Dunia yang Berkeadilan dan Berkelanjutan” ini dibuka secara resmi oleh Rektor UGM, Profesor Panut Mulyono. Dalam sambutannya, Prof. Panut berharap rangkaian kegiatan, yang diselenggarakan pada 10 Maret hingga 19 September 2022, ini dapat memberikan ruang untuk kajian dan diskusi yang komprehensif tentang kepemimpinan Indonesia pada G20 tahun 2022. Dekan Fisipol UGM Wawan Mas’udi dan Wakil Ketua Umum Bidang Kemitraan Kafispolgama Danang Girindrawardana juga memberikan sambutan di acara yang dilaksanakan secara bauran ini. Wawan menuturkan, keluaran dari rangkaian acara ini terdiri dari policy paper, policy brief, serta satu buku kompilasi utuh terkait presidensi G20 Indonesia.
Dalam sambutannya, Wawan Mas’udi selaku Dekan Fisipol UGM menyatakan pentingnya kontribusi Indonesia di era disrupsi. Menurut Wawan, terdapat banyak isu yang dapat dikelola bukan hanya dalam kerangka negara bangsa, tetapi juga secara akadems. “Dari sisi akademik, hal ini akan menjadi aspek pembelajaran penting yang dapat dikaji, tentang bagaimana kita mendesakkan agenda domestik menjadi agenda global,” terang Wawan.
Selain rangkaian seminar Recover Together, Recover Stronger: G20 dan Agenda Strategis Indonesia yang akan diselenggarakan pada 17 Maret, Wawan juga menyampaikan tentang rencana Fisipol UGM dalam G20. BErdasarkan keterangan Wawan, akan ada rangkaian forum yang lebih spesifik dan tematik seperti policy brief untuk merumuskan ide bagi pemerintah. Selain itu, Fisipol UGM juga berencana merilis buku pada bulan Agustus 2022 nanti.
Mengawali sesi diskusi, pertanyaan pematik dipandu oleh Marwa, Dosen Departemen Hubungan Internasional Fisipol UGM. Selaras dengan tema hari perempuan internasional tahun ini ‘break the bias’ pertanyaan yang disampaikan mengulik seputar dinamika kedua narasumber dalam bekerja.
“Dunia pria memang berbeda dengan bisnis mainstream wanita, mereka punya rule of the game, dan mau tidak mau kita harus bisa mengikuti itu” tutur Amalia.
Sebagai perempuan yang bekerja di bidang ekspor, Amalia mengamini bahwa seringkali perempuan hanya dipandang atas kecantikannya atau penampilannya, ketimbang dari kapasitasnya. Menurutnya, penting bagi perempuan berpegang pada prinsip menunjukkan kekuatan daripada meminta ruang. Baginya, lebih penting mempersenjatai diri dengan kemampuan yang setara, daripada meminta ruang atas dasar kewanitaan-nya.
Yogyakarta, 10 Maret 2022─Profesor Ana Nadhya Abrar, profesor dari Departemen Ilmu Komunikasi (Dikom), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Universitas Gadjah Mada (UGM) dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Jurnalisme di Balai Senat UGM.
Dalam acara pengukuhan, yang diselenggarakan secara luring terbatas dan daring itu, Prof. Abrar menyampaikan pidato berjudul “Menarik Garis Batas Jurnalisme dalam Penulisan Biografi”. Prof. Abrar menjelaskan empat batas yang menjadi dasar teknis jurnalisme dalam menulis biografi. Pertama, batas kanan jurnalisme merupakan pengutamaan nilai kemanusiaan. Kedua, batas kiri jurnalisme ialah membentuk selera narasi. Ketiga, batas atas jurnalisme adalah meningkatkan intelektualitas khalayak. Terakhir, batas bawah, yakni memanfaatkan jurnalisme investigasi.
Yogyakarta, 8 Maret 2022─Serial UGM Update yang rutin diselenggarakan oleh UGM Yogyakarta ini kembali hadir dengan Bincang Pascasarjana yang membahas tiga prodi favorit dari kluster sosial humaniora. Satu diantaranya ialah Prodi Magister Ilmu Komunikasi yang berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Pada sesi ini, Drs. I Gusti Ngurah Putra, M.A. selaku Sekretaris Pengelola Prodi Magister Ilmu Komunikasi ditunjuk sebagai narasumber. Menurut keterangannya, prodi ini tergolong masih relatif muda, meski demikian telah berhasil meluluskan ratusan mahasiswa yang bekerja di berbagai bidang, mulai dari di lingkup PT, peneliti, manajer komunikasi, organisasi, hingga media.
Dalam pemaparannya, Sholeh menyebutkan setidaknya terdapat empat syarat yang menjadi elemen dalam pembentukan sebuah tim, yang diantaranya terdiri atas identity, goals, responsibility, and trust. Di mana, keempat elemen tersebut juga menjadi karakteristik atas bagaimana sebuah teamwork bekerja.
“Teamwork memiliki arti terdapatnya kemampuan individu untuk melakukan kerjasama dengan baik dalam mencapai tujuan bersama serta para anggotanya mampu berpartisipasi dengan ciri memiliki tujuan, saling percaya, mendukung serta bertanggung jawab atas tugas,” papar Mohamad Sholeh Sucianto.
“Eropa berkepentingan untuk mendorong perkembangan ekonomi mereka pascapandemi, namun proses itu tidak bisa dilakukan kalau tidak ada ketercukupan energi. Celakanya, suplai energi itu sebagian besar ditopang oleh Rusia dan Norwegia,” tutur Nanang.
Senada, peneliti CitRes, Tadzkia Nurshafira juga menilai bahwa daya tawar diplomatik Eropa menjadi sangat lemah dalam invasi Rusia atas Ukraina, karena tingkat ketergantungan energi yang tinggi terhadap gas dari Rusia. Menurut Tadzkia, secara garis besar, krisis di Ukraina menunjukkan perbedaan cara mendefinisikan gas. Gas dianggap sebagai alat politik yang berguna untuk meningkatkan daya tawar Rusia dalam konflik Ukraina. Tapi di saat yang sama di UE, terdapat dualisme dalam memandang gas.