Pos oleh :

fisipol

Softskill Mastering Series CDC: Yuk Belajar Videografi!

Yogyakarta, 22 November 2018 – Career Development Center (CDC) mendukung pengembangan softskill mahasiswa Fisipol dengan mengadakan Softskill Mastering Series: Smartphone Videgraphy Course pada Kamis (23/11).Muhammad Sigit Rokhadi, staf Digital Media and Communication Studies (DECODE) UGM menjadi fasilitator di Softskill Mastering Series di kesempatan ini. Pada pelatihannya, Sigit menggunakan FilmoraGo sebagai sarana pelatihan videografi.Dalam pengambilan video,  ada beberapa dasar prinsip yang perlu diperhatikan yaitu format video berbentuk landscaspe serta pilihlah resolusi tertinggi dalam pengambilan video. Namun semakin  besar resolusi,  semakin boros baterai dan memori yang digunakan. Videografi memang diperuntukkan untuk short video.

Menurut Sigit, dalam mengambil video pengguna perlu mengenali pengaturan smartphone karena setiap ponsel memiliki spesifikasinya masing-masing.  Mempelajari mode manual juga akan berguna di kondisi tertentu seperti cahaya gelap atau tidak stabil. Maka mempelajari ISO, shutter speed dan  white balance sangatlah  dibutuhkan.

“Kedua, faktor penting yang memengaruhi kualitas adalah pencahayaan. Hindari merekam video pada tengah hari karena akan menghasilan pencahayaan yang keras dan bayangan. Waktu yang ideal adalah pada pukul 6 sampai 9 pagi serta jam 3 sore sampai 5 sore.  Menghindari siluet  atau backlight juga bisa dilakukan dengan posisi agak bidang. Apabila kekurangan cahaya dapat menggunakan flash LED. Ketiga, pengambilan video butuh stabil dan tenang,” papar Sigit. read more

Gaung Budaya Nusantara di Puncak Acara Soprema 2018

Yogyakarta, 14 November 2018-Rangkaian kegiatan Soprema 2018 resmi berakhir dengan diselenggarakannya Awarding Night & Closing Ceremony yang bertajuk “Budaya Nusantara” di Auditorium lt. 4 FISIPOL UGM pada Rabu (14/11) malam. Gede Jamur dari Bali menjadi jawara pertama kategori Start-Up, diikuti oleh 21 Points Group dari Kalimantan Timur sebagai jawara kedua, dan Sudut Lombok dari NTB meraih jawara ketiga. Dari kategori Kick-Off gelar jawara dimenangkan oleh NARAY (DIY) sebagai jawara pertama, KEPUL (Sumatera Utara) sebagai jawara kedua, dan Tani Jiwo (Jawa Tengah) sebagai jawara ketiga. Kategori Start-Up dan Kick-Off masing-masing juga menghasilkan tiga Jawara Harapan. Untuk kategori Start-Up, harapan pertama diraih oleh Design for Dream (DIY), harapan kedua diraih oleh Arum Dwi Nastiti (Jawa Tengah), dan harapan ketiga diraih oleh Zairi/Kelas Entrepreneur (Bengkulu). Sedangkan untuk kategori Kick-Off, juara harapan pertama diraih oleh FLOS (Jawa Tengah), harapan kedua diraih oleh Tun Jang Coffee (Bengkulu), dan harapan ketiga diraih oleh SAHKALI (Banten).

Hari terakhir Soprema, Rabu (14/11) dimulai dengan penyelenggaraan presentasi semi finalis kategori Start-Up dan Kick-Off pada pagi hari. Untuk peserta Start-Up dan Kick-Off yang belum lolos ke tahap final, wajib mengikuti coaching clinic yang masing-masing diisi Mohammad Genta Mahardika, S.E. MBA dan Moch Andriza Syarifudin, ST. Peserta Inkubasi pada tahun ini juga ikut serta dalam Pitching Investor yang dimentori oleh perwakilan Usaha Desa, TunaiKita, Pinjam.co.id, Plug and Play, dan BEKRAF. Expo Soprema tahun ini ditutup dengan penampilan dari Tricotado dan penyelenggaraan Birema (Bincang Soprema) keenam dengan tema Sociopreneur Milenial: Kolaborasi Ide Bisnis Sosial di Era Digital. read more

Ide sebagai Modal dalam Industri Ekonomi Kreatif  

Mengangkat tema besar “Ekonomi Kreatif di Indonesia”, Korps Mahasiswa HI (KOMAHI) UGM menyelenggarakan Yogyakarta Youth Strategic Forum (YYSF) 2018 sebagai salah satu rangkaian acara HIPHORIA (16/11).

Acara seminar ini mendatangkan dua pembicara utama dengan Mukti R. Setianto, Direktur Perdagangan, Komoditas, dan Hak Intelektual Kementrian Luar Negeri Indonesia, sebagai moderator.

Ardantya Syahreza, Branding Marketing Consultant IDCreativeBrand, mengawali seminar dengan menjelaskan perlunya kreativitas dalam industri ekonomi kreatif. “Kalau barang yang ada di pasar sama, barang tersebut cenderung akan dibandingkan secara harga,” jelasnya. read more

60 Semifinalis Kompetisi Soprema 2018 Bersaing Menuju Final

Yogyakarta – Sebanyak 60 semifinalis kompetisi Soprema 2018 dari kategori Start Up (rintisan wirausaha dengan usia 1-3 tahun) dan Kick-Off (rintisan wirausaha dengan usia <1 tahun) mempresentasikan ide bisnis yang mereka jalankan di hadapan para juri, Selasa (13/11) pagi. Berbagai bisnis sosial mulai dari bisnis kuliner hingga teknologi disampaikan dengan baik oleh para finalis dengan beragam bentuk presentasi yang menarik dan kreatif. Para semifinalis ini bersaing untuk melaju ke babak final yang akan diselenggarakan pada Rabu (14/11) besok di Fisipol UGM. Presentasi diadakan sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB di Fisipol UGM.Pada jam yang sama, para peserta Inkubasi tahap 2 Soprema 2018 mempresentasikan Rencana Tindak Lanjut yang telah mereka susun ketika Inkubasi tahap 1 pada September lalu, dilanjutkan dengan Investor Inspiring Session bersama TunaiKita dan Usaha Desa hingga pukul 12.00 WIB. Dalam sesi ini, pihak TunaiKita dan Usaha Desa memberikan arahan dan masukan untuk sesi pitching investor pada Rabu (14/11). Para peserta diberikan pembekalan bagaimana caranya agar para investor tertarik dengan ide bisnis yang mereka sampaikan. Selain itu, para peserta juga diberikan gambaran mengenai peluang pembiayaan bisnis sosial mereka yang akan mereka dapatkan pada sesi pitching investor keesokan harinya.

Seusai istirahat, seluruh peserta inkubasi dan semifinalis kompetisi mengikuti seminar nasional bertajuk “Optimalisasi Wirausaha Muda di Era Disrupsi Digital”, dengan Dr. Imam Gunawan, MAP (Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga RI) sebagai keynote speaker serta Hendro Padmono (Pimpinan BRI Wilayah Yogyakarta), Anggoro (Staf Ahli Talent Development MIKTI), dan Goris Mustaqim (Presiden ASGAR Foundation) sebagai pemateri. Seminar ini dihadiri oleh hampir dua ratus peserta, baik dari kalangan sociopreneur maupun pelajar/mahasiswa. read more

Dari Bertani Hingga Kelola Data, 90°DigiTalk hadirkan Alternatif Lapangan Kerja di Era 4.0

Yogyakarta, 14 November 2018– Revolusi industri membawa banyak perubahan dalam segala aspek kehidupan, salah satunya di bidang lapangan kerja dan berbagai alternatifnya. Center for Digital Society (CfDS) membawa isu ini dalam 90° DigiTalk yang menghadirkan talkshow ”Alternatif ­­­Lapangan Pekerjaan di Era Revolusi 4.0“ yang diselenggarakan di Ruang Auditorium Lt.4 BB Fisipol UGM pada Rabu (14/11).

Dwi Purnomo dari The Local Enablers, memaparkan latar belakang didirikannya komunitas yang berada di Universitas Padjajaran Bandung ini, sebagai wakil dekan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Unpad, ia mendirikan komunitas ini sebagai model pendampingan kewirausahaan pemula  sekaligus. Ia selalu menekankan kolaborasi sebagai kunci efektif dalam wirausaha, khususnya di komunitas tersebut.

Pamitra Wineka, presiden Tanifund Fintech atau Tanihub memaparkan kurangnya efisiensi UMKM di Indonesia. “Potret UMKM jumlahnya ada 57,8 juta. Namun hanya  0,01% yang besar,” ujar Eka. read more

Menjadi Problem Solver Berlandaskan Data, Kunci Menjadi Sociopreneur di Era Digital

Yogyakarta, 13 November 2018 – Soprema 2018 menyelenggarakan Seminar Nasional yang bertajuk “Optimalisasi Wirausaha Sosial Muda di Era Disrupsi Digital” yang dihadiri oleh ratusan peserta, baik dari kalangan sociopreneur maupun pelajar/mahasiswa.Optimalisasi harus dilakukan selama masih muda “Be a problem seeker and problem solver, jadikanlah peluang. Contohlah Gojek yang sekarang sudah jadi unicorn.  Carilah diferensiasi dan potensi dari suatu masalah,” tutur Goris Mustaqim, Presiden ASGAR Foundation.

Goris menilai milenial saat ini terbagi menjadi dua karakter, yang tertarik di bidang entrepreneurial dan mereka yang tertarik untuk ikut memberikan social impact  melalui social enterprise.

Selain itu, dalam mengoptimalisasi bisnis di era disrupsi, Anggoro, Staf Ahli Talent Development MIKTI menyampaikan gagasan mengapa potensi sociopreneur perlu dikembangkan. “Disruption gak selalu tentang keberlimpahan, tapi juga munculnya kesenjangan sosial dan munculnya kebalikan dari disruption, yaitu ‘destruction’,” ujar Anggoro. read more