Pos oleh :

fisipol

Big Data Analysis : Hoax Detection 2019

Yogyakarta – 24-25 April 2019 dilaksanakan workshop “Big Data Analysis : Hoax Detection” di Hotel Santika, Ruang Jatinom. Acara dilaksanakan pukul 09.00-15.00 wib, dan dikemas dalam dua sesi.

Pemateri dalam workshop kali ini yaitu Ujang Fahmi, S.IP., M.P.A (Chief Executive Officer Kedata), Krisostomus Nova R (Big Data Infrastructure Analyst Kedata) dan Canggih Puspo Wibowo, S.T., M.Eng. (Chief Technology Officer Kedata).

Peserta merupakan mahasiswa, dosen dan karyawan FISIPOL UGM yang telah mendaftarkan dan berkomitmen untuk mengikuti kegiatan workshop selama dua hari. Kegiatan workshop hari pertama yaitu penyampaian materi mengenai dasar-dasar pemrograman R, Hoax Detection Mechanism, dilanjutkan dengan materi Introduction Machine Learning oleh Ujang Fahmi, S.IP., M.PA. dan Canggih Puspo W, S.T., M.Eng. read more

Inovasi Munculnya Desa Cerdas 4.0, Kementrian Desa: “Desa Bukan Lagi Daerah Tertinggal”

Yogyakarta, 23 April 2019 – Bekerjasama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT ) serta Institute of Goverment and Public Affairs (IGPA), CfDS melaksanakan peluncuran dan bedah buku bertajuk “Desa Cerdas: Transformasi Kebijakan dan Pembangunan Desa Merespon Era Revolusi Industry 4.0”. Selasa (23/4) di Auditorium Gedung Mandiri Lantai 4 Fisipol UGM, acara ini dihadiri oleh empat tokoh inovatif.

Peluncuran dibuka oleh sambutan Erwan Agus Purwanto selaku Dekan Fisipol UGM. Baginya, kemunculan digital society di segala aspek yang terkoneksi dengan Internet of Things merupakan bentuk transformasi teknologi. Dalam hal ini, desa tidak bisa ikut tertinggal. Adanya desa cerdas merupakan bentuk kontribusi fenomena pengembangan yang berhasil. read more

‘Ancaman Serangan Siber di Pra, Masa, dan Pasca Pemilu’

Yogyakarta, 18 April 2019 – Pasca dilaksanakannya Pemilu 2019, Center for Digital Society (CfDS) memaparkan bentuk-bentuk ancaman keamanan siber yang telah terjadi di masa Pemilu. Pemaparan tersebut pun menegaskan bahwa dibalik kesuksesan penyelenggaran Pemilu 2019, terdapat berbagai jenis ancaman keamanan siber yang berupaya mengganggu pelaksanaan pesta demokrasi Indonesia, dan patut kita waspadai bersama.

Pemilu & Ancaman Siber

  • Beberapa contoh potensi ancaman siber pra-Pemilu dapat diwujudkan dalam bentuk penyebaran informasi hoaks yang berupaya untuk menghalangi masyarakat agar tidak memilih, seperti penyebaran tanggal pelaksanaan Pemilu yang salah atau penyebaran informasi pribadi dari kandidat tokoh politik yang berpotensi mencemari nama baik kandidat tersebut.
  • Sementara potensi ancaman siber Masa dan Pasca-Pemilu dapat diwujudkan dalam bentuk aksi peretasan dan manipulasi data terhadap mekanisme pengambilan suara yang melibatkan adanya pemrosesan data elektronik, seperti quick count.
  • Dalam proses elektoral sendiri, Scott Shackelford mengungkapkan terdapat setidaknya lima area yang rentan terhadap serangan siber, yakni: 1) informasi yang diterima oleh pemilih menjelang Pemilu, 2) daftar peserta Pemilu, 3) mesin untuk memilih, 4) mekanisme rekapitulasi untuk menentukan pemenang, 5) sistem diseminasi yang dipakai untuk menyebarkanluaskan berita terkait dengan hasil Pemilu.
  • Di Indonesia sendiri, jejak awal kasus serangan saat pemilu di Indonesia terekam saat situs KPU diretas pada 2004 oleh seorang pemuda di bawah pseudonim Xnuxer. Tak hanya di Indonesia, proses elektoral yang terjadi negara-negara lain seperti Taiwan, Perancis, Amerika Serikat, dan Brasil juga tak luput dari ancaman serangan siber (didominasi oleh hoaks).
  • Mastel mencatat 92,4% hoaks disebarkan melalui media sosial, sedangkan 62,8% melalui aplikasi pesan instan, 34,9% lewat situs web, 8,7% dengan televisi, 5% menggunakan media cetak, dan 3,1% via Email.
  • Operasi penyebaran hoaks lewat media sosial memanfaatkan bias kognitif dalam psikologi manusia. Manusia memiliki keterbatasan memproses informasi, sehingga cenderung memilih sumber yang mudah dikonsumsi. Hal ini kemudian menyebabkan sekelompok orang terjebak dalam keyakinan dan imajinasinya sendiri.
  • read more

    Startup Lomba Mahasiswa Mendorong Kemajuan Perlombaan Mahasiswa Di Indonesia

    Yogyakarta, 13 April 2019 – Sekelompok mahasiswa Fisipol UGM yakni Adhika Trisliantama, Muhammad Rilo Nugroho, Fathin Difa Robbani, dan Joseph Prabandaru yang mendirikan startup platform pendidikan bernama Lomba Mahasiswa. Para pendiri ini terus berusaha untuk menciptakan inovasi dan kreativitas untuk mencapai visinya yakni memajukan dunia pendidikan di Indonesia, terutama melalui perlombaan dan kompetisi yang berpotensi meningkatkan kemampuan diri dan melatih soft skill.Melalui Lomba Mahasiswa, mereka terus berusaha untuk mengembangkan berbagai project demi mendorong startup ini agar semakin menebar manfaat bagi masyarakat, di antaranya dengan membuka rekrutmen volunteer bagi mahasiswa-mahasiswi di seluruh Indonesia. Pada 1 – 11 April lalu Lomba Mahasiswa membuka kesempatan untuk mendaftar volunteer dan hasilnya lebih dari 100 volunteer berhasil diperoleh dan berkesempatan belajar serta membantu startup Lomba Mahasiswa.

    Muhammad Rilo Nugroho dan Adhika Trisliantama menjadi pembicara dalam “Gathering Volunteer” perdana yang dilakukan di Coworking Creative Hub Fisipol UGM lantai 3 pada Sabtu 13 April 2019 untuk menyambut antusiasme para volunteer yang datang. Para volunteer yang berasal dari berbagai kampus di Yogyakarta dan sekitarnya ini dengan semangat mendengarkan pemaparan dari dua mahasiswa Departemen Politik Pemerintahan (DPP) Fisipol UGM ini.

    Rilo menjelaskan bahwa Lomba Mahasiswa memiliki visi untuk menjadi platform pendidikan terbesar dan bermanfaat bagi bangsa Indonesia. Menurut riset yang dipaparkan Rilo disebutkan bahwa tingkat kemampuan berkompetisi mahasiswa akan berkorelasi linear dengan kemampuan akademiknya. Oleh karena itu, Lomba Mahasiswa akan terus mendorong pengembangan semangat kompetisi bagi mahasiswa. Selain itu, Rilo juga memberikan harapan bahwa nantinya para volunteer yang bersinergi dengan Lomba Mahasiswa adalah keluarga besar yang saling membantu memajukan kondisi pendidikan di Indonesia. read more

    Mengkritisi Narasi Capres tentang Kebijakan di Bidang Pemerintahan dan Hankamnas  

    Yogyakarta, 11 April 2019— Seperti yang diketahui sebelumnya, Dekan Fisipol UGM telah diundang menjadi salah satu tim panelis di Debat Pilpres Ke-4 pada Maret lalu. Momen ini dimanfaatkan oleh DEMA Fisipol UGM untuk mengadakan program Diskusi Dialektika #3 dengan tema Mengkritisi Narasi Capres tentang Kebijakan di Bidang Pemerintahan dan Hankamnas.

    Acara ini diselenggarakan pada Kamis (11/04) di Selasar Barat Fisipol UGM dan turut mengundang  Erwan Agus Purwanto, Dekan Fisipol UGM, dan Yunizar Adi Putra, Dosen Hubungan Internasional Fisipol UGM sebagai pembicara. read more

    Delegasi Pertukaran Pemuda Cina-Indonesia  Mengunjungi Fisipol UGM

    Yogyakarta, 8 April 2019 – Dalam rangka kunjungan delegasi dari China-Indonesia Youth Exchange Program 2019, Fisipol yang diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Akademik, Wawan Mas’udi menyambut para delegasi  dan menjelaskan secara singkat seluk belum UGM dan Yogyakarta pada Senin pagi (8/4) di Ruang Seminar Timur Fisipol UGM.Mr. Weiping, Wakil Direktur Jendral dari Departemen Pendikan Provinsi Fujian memberi sembutan terimakasih telah disambut dengan baik di Yogyakarta, ia merasakan atmosfir yang menyenangkan dari kampus UGM. Dengan begitu, momen belajar berkesan bisa didapatkan dari kunjungan kali ini.

    Setelah sambutan singkat,  para peserta  pertukaran pemuda melakukan sharing session yang diisi oleh berbagai unit penunjang di Fisipol. Sambutan pertama dilakukan oleh ASEAN Studies Centre (ASC) yang merupakan Pusat Studi multidisiplin mengenai ASEAN.  Kedua, Creative Hub (C –hub) memberikan sambutan yang berfokus pada pengembangan kewirausahaan sosial (sociopreneuship) yang telah menghasilkan 27 change makers.

    Ketiga, Center of Digital Society (CfDS) mempresentasikan pusat penelitiannya yang  mendalami kajian tentang masyarakat digital kontemporer serta menawarkan solusi-solusi pada permasalahan dan isu sosial. Keempat, Youth Studies Center (YouSure) atau Pusat Studi Pemuda yang berfokus pada isu pemuda dan menganalisis masalah pemuda di Indonesia. read more

    Putaran Terakhir Talkshow Bedah Program, Membentuk Pemilih Cerdas di Pemilu Presiden 2019

    Yogyakarta, 4 April 2019—Talkshow Bedah Program Capres/Cawapres di Fisipol UGM akhirnya mencapai puncaknya. Sebagai topik akhir yang didiskusikan, Fisipol mengangkat isu “Infrastruktur, Daerah Tertinggal, dan Pemerataan Pembangunan”. Berlokasi di Auditorium Mandiri Lt.4 Fisipol UGM, acara dimulai pada pukul 09.00 hingga pukul 12.00 WIB. Bagi publik yang berhalangan hadir, acara ini juga disiarkan secara langsung di RRI, Instagram Live @fisipolugm, dan Youtube Fisipol UGM. Siaran ini diharapkan bisa mendukung perluasan ide-ide masing-masing capres/cawapresSebagai narasumber, perwakilan TKN Jokowi-Ma’aruf adalah Eva Kusuma Sundari & Inas Nasrullah Zubir. Sementara itu, Rizal Ramli & Haryadin Mahardika hadir sebagai perwakilan dari BPN Prabowo-sandi.  Program kerja yang disampaikan akan ditanggapi oleh panelis tim ahli UGM yaitu, Prof. Dr. rer.nat. Muh. Aris Marfal, M.Sc. (Dekan Fakultas Geografi UGM), Prof. Ir. Nizam, Msc. Ph.D (Dekan Fakultas Teknik UGM), I Made Andi Arsana, S.T., M.E.Ph.D (Kepala Kantor Urusan Internasional UGM), Dr. Arie Sujito, M.Si. (Institute for Reseach and Empowerment—IRE Yogyakarta).Topik kali ini sangat penting karena menyangkut persoalan yang sangat dekat bagi bangsa Indonesia yang terdiri dari daerah kepulauan, dimana pembangunan menjadi isu yang tidak kunjung usai didiskusikan. Daerah yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke menimbulkan adanya persoalan kesenjangan yang terlalu lebar. Selama ini pemerintah Indonesia menutup perkara kesenjangan dengan infrastruktur. Selain infrastrtuktur, pengelolaan sumber daya manusia juga harus diperhatikan untuk membentuk rakyat yang tangguh dan mandiri. Berbicara mengenai pengembangan daerah tertinggal, pemerintah tidak boleh lupa bahwa institusi pemerintahan yang di daerah harus selalu dilibatkan. Sinergi antara pemerintah pusat dengan daerah juga harus diperhatikan, mulai dari level nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.

    Seperti talkshow sebelumnya, talkshow kali ini juga dibuka oleh Dekan Fisipol UGM, Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si yang tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada media partner yakni RRI dan Swaragama. Erwan menyampaikan bahwa ini merupakan putaran final. Sejauh ini, talkshow dianggap berjalan dengan lancar dan baik. Sebelum talkshow dimulai, Dr. Abdul Gaffar Karim, selaku moderator, menegaskan bahwa ini adalah acara talkshow yang membedah program kerja pasangan Capres-Cawapres secara akademik dan acara ini bukanlah bentuk kampanye. read more

    Transnasionalisme: Memperjuangkan Persamaan Nasib Melalui Gerakan Global

    Yogyakarta, 4 April 2019 – Transnasionalisme mulai banyak dilakukan oleh peran aktor non-negara seperti LSM maupun national corporation yang perannya menjadi lebih besar dalam dinamika hubungan internasional. Hal ini pun dibahas dalam bedah buku ”Transnasionalisme: Peran Aktor Non Negara dalam Hubungan Internasional” yang diselenggarakan oleh IIS Fisipol UGM di ruang BA 209 pada Kamis (4/4).Menghadirkan Ani W. Soetjipto, Dosen Hubungan Internasional Fisip Universitas Indonesia bersama Siti Daulah Khoiriati, Dosen Ilmu Hubungan Internasional Fisipol UGM sebagai pemateri diskusi bedah buku yang baru diterbitkan. Buku tersebut memiliki misi untuk menjelaskan praktik advokasi yang menjadi passion dalam konteks HI mengenai advokasi transnasional, mulai dari studi kasus di  Indonesia hingga komparasi di negara lain.

    Transnasionalisme yang melibatkan peran aktor non-negara dalam Hubungan Internasional merupakan fenomena cross cutting, identity politics, environment bahkan Information and Communications Technology (ICT).  “Pada transnasionalisme, relasi agen, struktur dan peran non-negara didesak maupun menekan negara. Aktor non-negara bisa mengubah kebijakan melalui advokasi, power of ideas dan discourse,” ujar Ani.

    “Kalau dulu stuktur dan agen terpisah, saat ini melihat link up-nya, strukturnya tidak lagi linear namun ada hubungan antara internasional dan domestik,” ujar Ani. Perlu diketahui, transnasionalisme sendiri terdiri dari Transnational Advocacy Network (TAN) dan Transnastional Social Movements (TSM) dimana TAN berasal dari struktur internasional yang advokasi hilirnya menekan negara atau perubahan menginginkan adanya nilai baru. Sedangkan TNM perjuangan awalnya dimulai dari ranah domestik dan berlanjut ke perjuangan global. read more

    Melihat Potensi E-Sport Yang Lebih dari Sekedar Bermain Gim

    Yogyakarta, 2 April 2019 – E-sport saat ini sudah tidak bisa dipandang sebelah mata, “Masih banyak yang menganggap bermain gim sama dengan e-sport, padahal e-sport lebih membosankan, tertekan dan sedikit fun,” ujar Simson, ketua IESPA DIY dalam 90°  DigiTalk “The Future of E-Sport in Indonesia” pada Selasa (2/4) berlangsung di Convention Hall Lantai 4 Fisipol UGM.Terkait dengan e-sport, DI Lab (Digital Intellegence Lab) CfDS memiliki perhatian untuk menganalisis popularitas E-sport pada Piala Presiden 2019. Analisis berbasis big-data ini dilakukan oleh Treviliana Eka Putri, Manajer Digital Intellegence Lab, bersama Wava Carissa selaku Asisten Peneliti. Riset ini dilakukan dengan cara mengambil data melalui YouTube dan Twitter pada periode 21 Januari sampai 21 Maret serta media daring lain, kemudian dianalisis menggunakan aplikasi NVivo Library dan Phyton.

    Dilihat dari ekosistem industri, e-sport bukan hanya mengenai player dan game, namun juga viewers, publishers, sponsor advertise platform, networks, dan competition. Fenomena perkembangan industri e-sport di Asia Tenggara mencapai 2.216 Miliar Rupiah dimana Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan e-sport paling tinggi. Subscriber dari akun YouTube IESPL ID dan LigaGame Esport ID pun naik secara signifikan.

    Berdasarkan jumlah download gim kompetisi, e-sport mengalami peningkatan dari tahun 2017 hingga 2018 dimana Mobile Legend menempati urutan tertinggi dengan pemain aktif terbanyak. Dilihat dari gawai yang digunakan, gim ponsel secara signifikan mengalahkan gim konsol dan gim komputer sejak 2012. read more